Ramadan 1437 H

Buat Satu Meriam Karbit, Biayanya Sampai Rp 10 Juta

Sudah menjadi tradisi warga Kota Pontianak setiap tahunnya saat menjelang Idul Fitri memainkan meriam karbit.

Penulis: Syahroni | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/SYAHRONI
Meriam Karbit milik kelompok Kuantan Putra, Gang Garuda 2, Jl Imam Bonjol Pontianak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Sudah menjadi tradisi warga Kota Pontianak setiap tahunnya saat menjelang Idul Fitri memainkan meriam karbit.

Bahkan sudah beberapa tahun terakhir meriam karbit dijadikan sebuah ajang festival lomba dan diikuti pulahan regu dan ratusan meriam karbit.

Satu diantara group yang akan mengikuti festival meriam karbit tahun ini adalah, Kuantan Putra yang merupakan group dari Gang Garuda 2, Jl Imam Bonjol Kota Pontianak.

Ubay (30) yang merupakan anggota Kuantan Putra, menyebutkan kalau timnya selalu ikut lomba setiap tahunnya, saat ditemui tribunpontianak.co.id, Jumat (1/7/2016).

Selain untuk memeriahkan perlombaan, Ubay juga menambahkan, jika kelompoknya mengikuti kegiatan tersebut untuk menjaga budaya dan tradisi yang sudah ada sejak jaman dahulu.

Kelompok Kuantan Putra pada festifal tahun lalu merupakan, kelompok peraih juara satu dalam ajang lomba meriam karbit.

Kendati biaya yang dikeluarkan sangat besar, Ubay, menyebutkan kelompoknya mengumpulkan dana secara swadaya di gang mereka dan mengajukan proposal waluapun dana yang didapatkan dari proposal jauh dari kata cukup.

Pada tahun ini, Kuantan Putra akan menurunkan delapan meriam karbit, dimana dua dari itu merupakan meriam baru, yang dibuat beberapa minggu terkhir ini.

Untuk membuat satu meriam karbit, Ubay menyebutkan memakan biaya lebih dari Rp 10 juta dengan rincian, batang balok Rp 6 juta, upah membelah dan membuatnya lagi. Jadi dia menambahkan untuk dua meriam karbit yang baru memakan biaya kurang lebih 20 juta.

Untuk tahun ini, Kuantan Putra juga membeli rotan untuk simpai sebayak satu ton lebih dengan harga Rp 4 ribu per Kg. Jadi keseluruhan biaya untuk membeli rotan sekitar Rp 4 juta.

Enam meriam karbitnya merupakan meriam lama yang sudah berumur belasan tahun, dan hanya membelikan rotan untuk simpai ulang.

Pengeluaran biaya tidak hanya sampai disitu, Kuantan Putra juga membeli kayu sebesar paha orang dewasa untuk panggung meriam menghabiskan dana sekitar Rp 8 Jutaan.

"Lain lagi biaya makan dan minum selama mempersiapkan semua perlengkapan dan membeli cat segala macam, kalau meriamnya delapan ini buat baru semua mau ratusan juta uangnya" ungkap Ubay.

Harga karbit per drumnya Ubay menuturkan seharga Rp 2,2 juta, dan kelompok Kuantan Putra akan memakai paling sedikit lima drum karbit. Jadi biaya yang harus dikeluarkan untuk biaya karbit saja sekitar 11 juta.

"Dana yang kita gunakan merupakan sumbangan dari warga sekitar sini aja bang, tidak ada dari Pemerintah," ujar Ubay.

Pada tahun lalu aja Pemerintah Kota hanya memberikan Lima kilogram karbit, sedangakan sekali bunyi saja memakai satu kilo karbit untuk satu meriam.

Ubay berharap ada perhatian dari Pemerintah Kota, apalagi ini merupakan sebuah pelestarian adat budaya yang mempunyai potensi untuk mengundang wisatawan.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved