Serunya, Cukup Bayar Rp 2 Ribu Bisa Belajar Batik Sepuasnya Disini
Beberapa siswa SMKN 3 Kota Pontianak siap memberi arahan pengunjung dalam membatik.
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Salah satu stan yang ramai pengunjung dalam Pameran Produk Unggulan dan Khas Kalbar (PUKD) 2016 kembali digelar di Pontianak Convention Center (PCC) pada Kamis (12/5/2016) adalah stan Pemerintahan Kota Pontianak.
BACA JUGA: Pameran Produk Unggulan dan Khas Kalbar (PUKD ... - Pontianak
Bagaimana tidak, selain disuguhkan dengan berbagai produk olahan yang terjangkau, pengunjung juga bebas membatik hanya dengan membayar Rp 2 ribu.
Bagian depan stan Pemkot lengkap berjejer produk baik batik lukis maupun tulis. Beberapa siswa SMKN 3 Kota Pontianak siap memberi arahan pengunjung dalam membatik.
Wasila Hanim yang merupakan guru SBK yang membina siswa mengatakan melalui pameran seperti ini ia berharap batik Kalbar lebih dikenal oleh masyarakat.
"Harapan kami produk ini bisa dikenal di tingkat nasional. Kami menyediakan berbagai motif khas Kalbar, kami ingin batik Kalbar dikenal juga, ada corak insang, variasi. Jenis batiknya tulis dan batik cap. Kalau batik tulis hampir dua minggu pengerjaannya, setiap tahun pengkaderan. Mereka diwajibkan minimal mempunyai satu produk, bahkan ada yang lebih," ujarnya Jumat, (12/5/2016).
Saat ini ia mengatakan mempunyai 48 mentor, dari kelas X. Setiap tahun jumlah mentor ia katakan meningkat. Pencinta batik akhir-akhir ini ia akui meningkat terutama dari kalangan chinese. Mentor ini ia katakan sudah menyebar ke sekolah, misalnya membina peserta yang akan mengikuti lomba batik untuk dibimbing.
"Kita berharap dalam rangka MEA dengan keterampilan yang ada mereka bersaing. Inginnya kita produk dan mentor bisa menyebar. Kedepan mereka yang menjadi mentor minimal bisa menjadi pelaku usaha kecil dengan modal kecil hingga bisa menjadi besar. Pada 2012 kami berhasil membuat batik ukuran 10 meter dalam dua jam di acara Gebyar SMK," ujarnya.
Menariknya minat siswa setiap tahun selalu meningkat sedangkan siswa berasal dari Bisnis Management bukan jurusan, diluar mata pelajaran sekolah.
Pada Internasional Sumpit lalu bersama tim, ia mengatakan berhasil melelang batik tulis ukuran dua meter senilai Rp 4 juta dari SDNU Sarawak Malaysia.
"Waktu itu kita buat laki-laki dayak sedang menyumpit dan ditandatangani seluruh atlet," ujarnya.