Inilah Efek Jangka Panjang Bagi Perempuan Korban KDRT

Dalam kasus KDRT lebih banyak wanita menjadi korban bila dibandingkan pria

Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Arief
NET
Ilustrasi 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Menurut Pakar Psikolog Klinis Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (BP3AKB) Provinsi Kalimantan Barat, Sarah SPsi MPsi, terdapat beberapa hal penting haru dipahami terkait fenomena Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

"Pertama, munculnya perilaku KDRT bukan peristiwa unik dan singular. Namun merupakan peristiwa kekerasan berulang," ungkapnya kepada Tribun Pontianak melalui seluler, Selasa (29/3/2016) siang.

Perilaku kekerasan, terang Sarah, dapat semakin meningkat baik secara intensitas kuat atau lemah, frekuensi sering atau jarang serta ekstensitas berupa macam atau jenis perilaku kekerasan yang dilakukan.

"Dalam kasus KDRT lebih banyak wanita menjadi korban bila dibandingkan pria," terangnya.

Dalam kajian ilmiah dipaparkan bahwa efek jangka panjang kekerasan yang dialami oleh wanita di antaranya kecemasan, depresi kronis, nyeri kronis, dehidrasi, kelainan makan, gangguan kesehatan, kekurangan gizi, disfungsi seksual, reaksi emosional berlebihan, sulit tidur serta ketidakmampuan menyeimbangkan diri dalam mengasuh dan memenuhi keinginan anak.

"Bahkan dalam kasus berat membuat adanya keinginan wanita tersebut untuk bunuh diri. Kekerasan juga berujung kematian," ucapnya.

KDRT juga dilatarbelakangi berbagai macam diantaranya konsep diri yang rendah pada pelaku kekerasan, obsesif atau rasa memiliki yang kuat, pola asuh yang dialami pelaku di masa kecil. Serta adanya siklus dimana pelaku merupakan korban KDRT dari orang tuanya.

"Terkait kasus KDRT yang terjadi di Sintang, dimana perilaku kekerasan menyebabkan kematian. Tentu tidak dapat terlepas dari jerat hukum apapun. Termasuk jika dilatarbelakangi rasa cemburu. Diperlukan pemeriksaan psikologis mendalam terhadap pelaku kekerasan," tukasnya.

Dua hari sebelumnya, terjadi KDRT yang dilakukan LDS (30) kepada istrinya, Manot alias Suryani (30) di Dusun Melaku Kanan, Desa Gurung Sengiang, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang, Minggu (27/3) sekira pukul 18.00 WIB.

Lantaran cemburu LDS tega melakukan kekerasan hingga istrinya meregang nyawa.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved