Kisah Krisha Murti: Di Kalijodo Ada 1.000 Tenaga Keamanan yang Siap Melakukan Apa Saja

Untuk menjamin keamanan di lapangan, setiap bos mempekerjakan "tenaga keamanan" dalam jumlah yang cukup besar.

Editor: Arief
KOMPAS
Selesai menandatangani Nota Kesepakatan Perdamaian, pemimpin kedua kubu Kalijodo, Abdul Azis (kedua dari kiri) dan Yusman Nur (keempat ddari kiri), menyerahkan senjata tajam ke Kepala Kepolisian Resor (Polres) Metro Jakarta Utara pada tahun 2002. Penyerahan itu diterima langsung Kepala Polres Metro Jakarta Utara Komisaris Besar Andi Chairuddin P (paling kanan) didampingi Kepala Kepolisian Sektor Metro Penjaringan Ajun Komisaris Krishna Murti. 

Sewa "kapling berikut keamanannya", kala itu, antara Rp 10 juta hingga Rp 20 juta per malam.

Tergantung luas "kapling" dan jumlah "tenaga keamanan" yang menjadi satu paket dalam sistem sewa-menyewa tersebut.

Sewa tertinggi diterima H Usman, yakni Rp 20 juta/malam.

Dengan penghasilan sebesar itu, salah satu bos, Azis, membangun satu gedung permanen empat lantai di tepi Kali Angke.

Bangunan itu hampir rampung, tetapi Azis keburu ditangkap polisi karena menodong Krishna Murti di lokasi, saat Kepala Polsek Penjaringan itu memimpin anak buahnya melakukan penertiban.

Azis kemudian ditahan di Polres Jakarta Utara.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved