Ledakan Bom di Jakarta
AKBP Susatyo Nyetir Mobil Sambil Telentang saat Bentrok dengan Teroris
Saat mendekati para teroris, Susatyo bersama lima 5 anggota patroli bermotor UPS Sabhara.
Kebetulan saat itu AKBP Untung sedang ngopi di sisi kiri gedung Sarinah bersama beberapa rekannya yang juga angggota polisi, di antaranya Kombes Urip Widodo.
Karena pernah bertugas di Satgas Bom (sebelum berubah nama menjadi Densus 88), pria yang kini menjabat sebagai Perwira Menengah (Pamen) Pusdik Polair langsung menghampiri tempat kejadian perkara.
"Saya keluar dari kedai Walnut kemudian orang-orang pada berlarian menjauh dari ledakan. Saya menuju arah pos lantas ternyata sudah ada 3 jenazah," imbuhnya.
Seorang anggota polisi lalu lintas tergeletak. Untung kemudian minta siapapun yang berada di dekat situ agar membantu mengevakuasi korban. Tak lama kemudian terdengar bunyi ledakan dari depan Starbucks.
"Saya pun mengeluarkan pistol dan mendekat ke arah itu. Saya kemudian melihat pelaku megang senjata dan melempar bom ke bawah mobil Karo Operasi Polda Metro Jaya," kata mantan anggota Bareskrim Polri ini.
Bom itu meledak. Setelah terhenti Untung pun melingkari ke arah kiri dan menembak pelaku yang juga memegang beberapa bom.
"Ketika perhatian pelaku ke arah mobil Karo Operasi, saya melingkar dari sisi kiri Starbucks kemudian menembak ke arah dada dan kaki pelaku," tuturnya.
AKBP Untung meminta seorang anggota lainnya, Ipda Tamat agar mendekat bersamanya dan menembak berkali-kali untuk memastikan pelaku telah mati.
"Kemudian kita menemukan bom ada 4 buah yang siap diledakkan berukuran kira-kira 12 cm, material pipa dan 3 lebih kecil," kata Untung. (tribunnews/yls)