Menafsirkan Alquran dengan Logika Sendiri, MUI Kalbar: Banyak yang Mengaku Nabi

Pemerintah Kota Pontianak bersama PHBI Kota Pontianak menggelar peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1437 H di Rumah Dinas Wali Kota Pontianak.

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY ZULHAM
Pemerintah Kota Pontianak bersama PHBI Kota Pontianak menggelar peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1437 Hijriah di Rumah Dinas Wali Kota Pontianak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Keberagaman sifat Nabi Muhammad SAW semasa hidupnya kerap menjadi teladan umat Islam di seluruh dunia. Hal tersebut yang hingga saat ini terus menjadi landasan dalam beragama, bersikap, serta menjalani kehidupan sehari-hari.

Minggu (10/1/2015), Pemerintah Kota Pontianak bersama PHBI Kota Pontianak menggelar peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW 1437 Hijriah di Rumah Dinas Wali Kota Pontianak. Peringatan ini mengusung tema "Mari kita hayati makna peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dalam meningkatkan perilaku hidup di semua aspek kehidupan sehari-hari".

Dalam peringatan ini penceramah yang juga merupakan Ketua Komisi Fatwa Majels Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kalbar Wajidi mengajak majelis untuk selalu mencontohi keberagaman yang dimiliki rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

Berbagai sifat dan keberagaman yang dimiliki Nabi Muhammad SAW kembali dikuak seraya mengenang sejarah perjuangannya. Beberapa di antaranya sifat menghargai perbedaan agama, menghargai orang berprestasi dan berjasa, serta selalu berpegang teguh terhadap kitab suci Alquran.

"Menafsirkan Alquran itu tidak boleh orang yang tidak mengerti hadits. Karena hadits penafsir pertama terhadap Alquran. Saat ini banyak orang pintar yang mengaku nabi. Di Indonesia bahkan Tuhan dipenjara. Hati-hati memahami agama, karena ada orang yang mengaku nabi karena menfasirkan Alquran menggunakan logika sendiri," ujarnya.

Untuk itu, ia mengajak majelis untuk tetap bersikap biasa lumrahnya yang dilakukan Nabi Muhammad SAW.

"Teladani dan ambil hikmah dalam kehidupan ini. Informasi yang aneh-aneh di internet jangan cepat menanggapi secara berlebihan. Yang patut diteladani, Rasul ini sangat apresiasi terhadap orang yang berprestasi dan berjasa, karena ini motivasi umat," katanya.

Mengerti dan menghargai orang yang punya prestasi dan jasa besar merupakan hal yang kerap dilakukan Muhammad SAW. Ia mengemukakan, alasan Nabi mengapresiasi orang berprestasi dan berjasa karena di dalamnya terdapat pelajaran penting. Sebut saja orang yang berjasa seperti orangtua kita.

"Kenapa orangtua? Jangan mengharapkan berkah kalau tidak menghargai jasa orangtua. Begitu juga ulama yang berjasa terhadap ilmu pengetahun dan Alquran," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved