Benarkah MSG Tak Baik untuk Kesehatan? Ini Jawaban Dari Para Peneliti

MSG adalah garam paling stabil yang terbentuk dari glutamic acid dan yang paling baik untuk menimbulkan rasa ‘umami’ yang diinginkan.

Editor: Mirna Tribun
Science Photo Library
MSG menyebabkan Sindrom Restoran Cina berupa sejumlah gejala seperti sakit kepala, mual dan mati rasa. 

Setelah surat Dr Kwok kepada New England Journal of Medicine, banyak penelitian dilakukan dengan sejumlah binatang, termasuk manusia, diberikan dosis tinggi monosodium glutamate lewat mulut dan pembunuh darah. Pada mulanya, Kwok sepertinya mengarah ke sesuatu. 

Peneliti Washington University, Dr John W. Olney, menemukan dosis tinggi monosodium glutamate di bawah kulit tikus yang baru lahir, yang menyebabkan tumbuhnya jaringan mati di otak. Ketika menjadi dewasa, tikus itu terhambat pertumbuhannya, kegemukan, dan pada sejumlah kasus menjadi mandul.

msg

Olney juga mengulangi kajian pada bayi kera rhesus, denga memberikan MSG lewat mulut, dan hasilnya sama. Tetapi 19 kajian lainnya oleh peneliti yang berbeda gagal menunjukkan hasil yang sama atau mirip.

Kajian pada manusia juga gagal menunjukkan pemicunya. Dalam salah satu penelitian, 71 orang sehat diberikan dosis MSG yang terus meningkat atau plasebo dalam bentuk kapsul. Para peneliti menemukan Sindrom Rumah Makan Cina muncul pada tingkat yang sama, terlepas apakah subyek kajian diberikan MSG atau placebo, atau bahkan setelah peserta kajian diberikan pilihan lain.

Sebagai usaha untuk menyelesaikan masalah ini, pada tahun 1995 otorita makanan dan obat-obatan Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) meminta Federation of American Societies for Experimental Biology untuk memeriksa semua kemungkinan bukti yang ada dan memutuskan apakah MSG adalah musuh makanan seperti yang dipikirkan selama ini.

msg

Dewan ahli mengesampingkan istilah Sindrom Restoran Cina karena 'tidak mewakili gejala dalam skala besar' dan menggunakan istilah 'gejala kompleks MSG' untuk menjelaskan banyak gejala yang beragam yang terkait konsumsi MSG.

Tetapi mereka tetap menyimpulkan bahwa terdapat cukup bukti ilmiah yang mengisyaratkan sekelompok orang sehat secara umum kemungkinan akan mengalami pengaruh buruk MSG dalam dosis tinggi, biasanya satu jam setelahnya.

Gejala ini diamati di laboratorium ketika mereka diberikan tiga gram MSG atau lebih di dalam air, tanpa makanan. Hal tersebut adalah sesuatu yang jarang terjadi dalam kehidupan nyata, menurut FDA, sebagian besar orang mendapatkan 0,55 gram tambahan MSG per hari dalam makanan mereka.

Kajian pada tahun 2000 berusaha mengetahui lebih jauh lewat 130 orang yang digambarkan peka terhadap MSG. Orang yang biasanya sehat diberikan satu dosis MSG tanpa makanan atau plasebo. Jika ada yang mencatat angka di atas tingkat tertentu dalam daftar 10 gejala, maka mereka akan diuji lagi dalam dosis yang sama (atau plasebo) untuk melihat apakah reaksi mereka konsisten.

Mereka juga diuji dengan dosis yang lebih tinggi untuk melihat apakah akan meningkatkan gejalanya. Setelah pengujian ulang, hanya dua dari 130 orang yang menunjukkan reaksi yang konsisten terhadap MSG, dan bukannya kepada plasebo.

Tetapi ketika mereka diuji lagi dengan MSG pada makanan, reaksi mereka berubah sehingga menimbulkan keraguan tentang keabsahan dari kepekaan yang dinyatakan oleh pribadi seseorang terhadap MSG.

Bagaimanapun glutamate sangat rendah kadar racunnya. Tikus dapat memakan 15-18 gram per setiap kilogram berat badannya sebelum muncul risiko mati karena keracunan glutamate. Sekarang juga diketahui bahwa anak tikus lebih peka terhadap pengaruh MSG.

Jadi meskipun tidak ada satu hal yang benar-benar dapat dianggap selesai dalam ilmu pengetahuan dan Dr John Olney sudah menghabiskan sebagian besar kehidupannya untuk meneliti binatang demi penerapan peraturan yang lebih ketat terkait penggunaan MSG.

Soalnya saat ini FDA mengatakan penambahan MSG pada makanan sebagai 'Pada umumnya Dipandang Sebagai Aman atau GRAS. Kategori yang memberikan ketenangan kepada sebagian besar penggemar makanan Cina, yang merasa bermalas-malasan pada akhir minggu tidak akan lengkap tanpa saus kecap dengan MSG. (BBC Indonesia) 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved