Warga Kampung ini Mandi Tiga Hari Sekali
Sebelum ada rumah hibah dari Kementerian PUPR, warga nelayan Jeneponto tinggal di kolong rumah panggung di sekitar wilayah tersebut.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,JENEPONTO - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah menghibahkan 50 rumah nelayan di Jeneponto, Makassar. Namun rumah tersebut belum bisa dikatakan layak karena belum memiliki akses air dan listrik.
Warga kampung nelayan Jeneponto Halik Nur Dayang Nasa mengaku kesulitan mendapatkan akses air. Selama ini Halik memaparkan para warga harus bergantian mengambil air di sumur.
"Kalau sumur kering, atau airnya habis kita bisa nggak mandi tiga hari," ujar Halik kepada Tribunnews.com, Jeneponto, Makassar, Jumat (6/11/2015).
Sedangkan masalah listrik, Halik mengaku mengambil daya dari rumah di belakang kampung nelayan. Hal tersebut hanya untuk memenuhi pemakaian lampu pada malam hari.
"Kita cuma kuat buat lampu saja, ambil listrik dari rumah di belakang," jelas Halik.
Halik pun berharap pemerintah pusat bisa segera membuka akses air dan listrik. Halik ingat janji yang diberikan kepada mereka dalam waktu tiga bulan sudah terpenuhi, sedangkan warga kampung nelayan sudah bertahan tanpa listrik dan air selama dua bulan.
"Orang PAM sama PLN janjikan tiga bulan sudah dipenuhi (akses listrik dan air)," kata Halik.
Sebelum ada rumah hibah dari Kementerian PUPR, warga nelayan Jeneponto tinggal di kolong rumah panggung di sekitar wilayah tersebut. Namun kini mereka sudah bisa tidur dengan nyenyak di atas rumah panggung tipe 36.
"Alhamdulilah, pemerintah telah menyediakan rumah ini untuk kami," ungkap Halik.
