Imlek dan Cap Go Meh 2015

Bukan Kemauan Tatung, Dewa yang Unjuk Kekebalan

Itu dewa-dewa yang merasuki. Kadang memang mempertunjukan kemampuan, tapi itu bukan kemauan si tatung

Penulis: Try Juliansyah | Editor: Arief
TRIBUN PONTIANAK/GALIH NOFRIO NANDA
Tatung Singkawang 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Anggota DPRD Kota Singkawang Victorianus yang dahulu adalah kepala tatung Kota Singkawang mengatakan, menjadi tatung dipengaruhi oleh faktor keturunan.

Menjadi tatung bukanlah atas keinginan sendiri, melainkan pilihan roh yang akan merasuk. "Menjadi tatung merupakan garis keturunan, jika tidak ikut festival tapi karena memiliki keturunan maka roh tetap masuk pada saat Cap Go Meh ini," ujarnya, Rabu (4/3/2015).

Tatung yang kerap mempertontonkan kekebalan ini menurutnya bukanlah bentuk pamer dari tatung. "Itu dewa-dewa yang merasuki. Kadang memang mempertunjukan kemampuan, tapi itu bukan kemauan si tatung. Jika ada tatung yang tidak bersih maka akan terkena musibah dalam atraksinya," katanya.

Kendati sarat akan bahaya, atraksi tatung ini sulit dihentikan karena telah menjadi ritual kebudayaan. "Ini dulunya kan ritual yang berkembang menjadi budaya di Singkawang, karena mengundang daya tarik wisatawan oleh Pemerintah Kota Singkawang ini dijadikan festival," tuturnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved