Catatan Perjalanan ke Timor Leste

Peluru Masih Bersarang di Pinggang

Penembakan di gereja St Antonio Padua menyulut emosi warga Dili. Rasa nasionalisme dan ingin berpisah dari Indonesia membuncah.

Penulis: Stefanus Akim | Editor: Andi Asmadi
TRIBUNPONTIANAK/STEFANUS AKIM
PATUNG PEMUDA - Satu patung di Pantai Motael menggambarkan Amali berusaha menolong Levi yang tertembak saat peristiwa St Cruz, Dili. Keduanya masih hidup hingga sekarang dan aktif di Lembaga Comite 12 de Novembro. 

Harapan yang sama diungkapkan Bete Fatima seorang mahasiswa semester akhir Fakultadade Educao Artes E Humanidade, Quimica di Universitas Nasional Timor Lorosae (UNTL) atau FKIP jurusan Kimia. "Saya yakin negera ini akan lebih baik. Bekerja keras untuk membangun, saya harap pemerintah bisa melindungi masyarakatnya," kata Bete yang bekerja di NGO Ba Futura.

Saat kejadian tahun 1999, Bete masih kelas 4 SD. Namun tempat tinggalnya yang berada di bukit di Kampung Dare, Sub Distrik Vera Cruz, Distrik Dili tergolong aman. Bahkan banyak warga Dili yang mengungsi ke sana.

Sementara bagi Leonel Ximenes Barbosa saat ini memang pendidikan sudah bagus dan sudah banyak kampus. "Kalau dulu hanya satu, sekarang lebih banyak. Kalau dulu pemuda kumpul- kumpul dicurigai, sekarang tidak," kata Leonel yang nyaris jadi korban milisi Aitarak yang pro intregrasi.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved