Jangan Lewatkan! Fenomena Alam Tiga Benda Langit Sejajar, Cek Cara Melihatnya di Langit Indonesia
Yakni dua fenomena konjungsi antar benda langit atau planet akan tampak di langit Indonesia jika cuaca mendukung.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Jangan sampai lewatkan malam ini akan terjadi fenomena alam benda langit yang menakjubkan.
Yakni dua fenomena konjungsi antar benda langit atau planet akan tampak di langit Indonesia jika cuaca mendukung.
Kedua fenomena tersebut adalah konjungsi Bulan dan Jupiter, serta konjungsi tripel (Bulan, Jupiter dan Saturnus).
• Matahari Tepat di Atas Kabah, Bulan Baru hingga Supermoon Terakhir Jadi Fenomena Alam di Mei 2020
Berikut penjelasan lebih rincinya menurut ahli.
1. Konjungsi tripel: 21.00 WIB
Konjungsi atau kesejajaran tripel ini terjadi antara Bulan, Jupiter dan Saturnus.
Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Emanuel Sungging, mengungkapkan bahwa pada malam ini, Anda dapat mengamatinya pada pukul 21.00 WIB.
Anda dapat melihat fenomena benda langit ini dari arah Timur agak ke Tenggara. Bentuknya menyerupai segitiga tumpul.
"Salah satunya sudut tumpul. Sudut tumpul ini terletak di Jupiter," kata Emanuel kepada Kompas.com, Senin (8/6/2020).
Pada mekanismenya, Bulan akan bergerak perlahan mendekat ke Saturnus, sehingga pada pukul 00.00 WIB (9/6/2020) akan membentuk segitiga siku-siku dengan sisi miring Bulan-Saturnus dan sudut siku-siku di Jupiter.
Fenomena ini dapat diamati di arah Tenggara dengan ketinggian sekitar 50 derajat di atas ufuk.
• Saksikan Fenomena Alam Purnama Perige, Puncak Supermoon di Tahun 2020
2. Konjungsi Bulan dan Jupiter: 22.37 WIB
Setelah konjungsi tripel antara Bulan, Jupiter dan Saturnus. Malam ini juga, fenomena konjungsi atau kesejajaran Bulan dan Jupiter akan terjadi pada pukul 22.37 WIB, dengan sudut pisah sebesar 2,4 derajat.
Emanuel mengatakan, kesejajaran ini dapat teramati dari arah Timur agak ke Tenggara dengan ketinggian sekitar 60 derajat di atas ufuk.
Pada mekanismenya, Bulan berjarak 382.420 kilometer dari Bumi antar pusat ke pusat, dengan luasan piringan yang terkena cahaya sebesar 90,2 persen atau sudah memasuki fase Cembung Akhir.
