Fokus Kondisi Negara, Presidential Lecture 2019 Usung Tema "Bersinergi untuk Melayani"

Melihat kondisi negara dan fokus utama pemerintah, Presidential Lecture tahun ini mengusung tema “Bersinergi untuk Melayani”.

TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Syafruddin di acara Deklarasi Komitmen bersama Pembangunan Zona Integritas di Kawasan Pelabuhan dan Bandar Udara di Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (02/05/2019). 

Fokus Kondisi Negara, Presidential Lecture 2019 Usung Tema "Bersinergi untuk Melayani"

PONTIANAK – Setelah sukses mengadakan Presidential Lecture pada tahun 2018, kini Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) kembali mengadakan di Istora Senayan pada pertengahan bulan Juli 2019.

Melihat kondisi negara dan fokus utama pemerintah, Presidential Lecture tahun ini mengusung tema “Bersinergi untuk Melayani”.

Peningkatan pelayanan publik merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan reformasi birokrasi. Untuk mewujudkannya perlu didukung SDM yang berkualitas.

“Kinerja Aparatur sipil negara (ASN) yang profesional akan menghasilkan pelayanan publik lebih baik,” ujar Deputi Bidang SDMA Kementerian PANRB Setiawan Wangsaatmaja saat ditemui usai memimpin rapat Koordinasi Presidential Lecture di ruang Samudra Pasai Kementerian PANRB, Jakarta (01/07/2019) sesuai rilis dari Humas MenPANRB.

Baca: Peringati Hari Bhayangkara Ke-73, KSAP dan Polsek Parindu Gelar Turnamen Menembak

Baca: Sutarmidji Pastikan Perkebunan Sawit Tak Memberikan Dampak Signifikan Kemajuan Desa

Baca: Menteri Syafruddin Terima Penghargaan Bintang Bhakti Tri Dharma Pratama

Dengan sinergi seluruh ASN, diharapkan dapat mewujudkan pelayanan publik yang cepat, transparan, efektif, dan efisien.

Pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi prioritas Presiden Joko Widodo mendatang. Salah satu yang dilakukan untuk mendukung hal tersebut dengan membuka wawasan dan perspektif calon pegawai negeri sipil (CPNS) melalui Presidential Lecture.

Dalam acara tersebut, para CPNS mendapat arahan strategis dari presiden dan beberapa tokoh penting dalam menjalani tugas negara sehingga mendapatkan pengetahuan dan memahami tantangan yang akan dihadapi.

“Filosofinya, para CPNS yang baru masuk harus diberikan pandangan atau arahan strategis dari pimpinannya. Seperti provinsi, kabupaten, dan kota untuk mendapat arahan strategis dari pimpinan tertingginya,” papar Setiawan. Diharapkan setiap kepala daerah melakukan hal serupa.

Kuliah umum bersama presiden ini akan dihadiri 6000 CPNS dari 76 kementerian/lembaga dan 34 provinsi. Pemateri berasal dari kalangan birokrat, swasta, bahkan dihadirkan dari negara lain.

Jika tahun sebelumnya memainkan angklung secara bersamaan, Presidential Lecture kali ini akan menampilkan perkusi yang dimainkan secara serentak.

Selain itu, juga aka nada penampilan lain yang tidak ditampilkan di Presidential Lecture pertama.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved