Komunitas RSP Kuala Secapa Miliki Potensi dari Anak Muda Mempawah
Festival sahur-sahur merupakan festival yang sangat ditunggu setiap tahunnya oleh masyarakat Kalbar.
Penulis: Maudy Asri Gita Utami | Editor: Madrosid
Komunitas RSP Kuala Secapa Miliki Potensi dari Anak Muda Mempawah
PONTIANAK - Festival sahur-sahur merupakan festival yang sangat ditunggu setiap tahunnya oleh masyarakat Kalbar.
Disetiap tahunnya kegiatan ini diwarnai dengan syahdu dengan dentuman melodi barang bekas yang menjadikan sebuah nada yang indah.
Festival sahur-sahur kali ini juga di ikuti oleh banyak kelompok dan komunitas. Satu diantaranya adalah komunitas RSP Kuala Secapah.
Komunitas ini sudah lama mulai terbentuk. Berdiri mulai dari tahun 2012, komunitas RSP sudah lima kali mengikuti program sahur-sahur yang diadakan di Mempawah tersebut.
RSP merupakan komunitas yang dibentuk oleh anak muda Kuala, karena keinginan uang besar untuk mengikuti setiap kegiatan yang ada baik itu di Mempawah ataupun daerah lainnya.
Baca: Bukan Bunuh Diri, Ini Modus Pria Yang Loncat dari Lantai Atas Megamall
Baca: Rangkaian Ihya Ramadan Goes To School LP2M IAIN Pontianak Gelar Pelatihan Literasi
Baca: Anda Ingin Belanja Pakaian, Angel Fashion Rekomendasi Untuk Anda di Sanggau
Ketua komunitas RSP, M Rapiqi mengatakan bahwa ia mendirikan komunitas ini karena melihat banyaknya pemuda Kuala yang memiliki potensi dalam segala bidang baik itu olahraga dan seni.
Potensi itu ia lirik untuk menjadi sebuah team. Mulai dari anak sekolah dasar hingga raja dan dewasa ikut tergabung di komunitasnya.
"Potensi mereka luar biasa, sebenarnya itu karena anak muda Kuala itu selalu semangat dalam mengikuti suatu perlombaan. Mereka tidak kenal lelah dan mengeluh, semangat itu yang menjadikan saya untuk mengajak mereka bersatu menjadi sebuah tim, lalu lama-kelamaan semakin banyak dan saya berinisiatif untuk membentuk menjadi sebuah komunitas," papar Rapiqi.
Rapiqi juga menyebutkan bahwa, setiap anggota pasti memiliki potensi di setiap bidangnya. Contohnya aktif dalam bermain sepak bola, kesenian, tanjidor dan juga bidang yang kadang kala tidak mereka sangka bisa mereka lakukan.
"Setiap ada perlombaan apapun, kami pasti ikut. Kami bentuk timnya. Dan khusus di tim sahur-sahur kali ini, saya menyeleksi siapa yang kuat tenaganya dan juga lihai dalam bermain," tambahnya.
Untuk tim sahur-sahur sendiri Rapiqi membagi dalam dua tim, pemula dan dewasa. Berbagai persiapan mereka lakukan untuk mengikuti festival sahur-sahur tersebut.
"Semangatnya itu yang menjadikan kami kompak selalu, dengan peralatan dari barang bekas, memodifikasi alat menjadi cantik, berlatih hingga malam di tepi dermaga, itu yang buat kita tidak bisa melupakannya," pungkasnya.