Gas Melon Mulai Langka, Pengecer Desak Pertamina Tambah Pasokan
masyarakat sekitar, Kecamatan Mempawah Hilir mengaku kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Tri Pandito Wibowo
Gas Melon Mulai Langka, Pengecer Desak Pertamina Tambah Pasokan
MEMPAWAH - Selama bulan puasa, masyarakat sekitar, Kecamatan Mempawah Hilir mengaku kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi.
Hal itu dikarenakan para pengecer di pasar Mempawah mengaku para penjual gorengan banyak yang membeli lebih dari satu tabung bahkan sampai lima tabung.
Seperti yang dikatakan Ilyas (43) pengecer gas elpiji tiga kilogram mengatakan, tabung melon itu mulai susah dicari sejak masuk bulan ramadan ini.
"Sebelum-sebelummya tidak, karena sudah banyak yang menggunakan, misalnya mereka punya tabung kosong lima, mereka akan isi lima-limanya. Sehingga di pasaran kosong, apalagi orang-orang jualan kue takjil misalnya, mereka takut kehabisan gas jadi mereka nyetok," ungkapnya, Senin (13/5/2019).
Baca: Wakil Gubernur Kalbar Silaturahmi dan Bhakti Sosial Ramadan Pemprov Kalbar di Sintang
Baca: Ringankan Beban Warga Desa Pedalaman, Camat Muara Pawan Minta Dinas Laksanakan Operasi Pasar
Baca: Fadli Zon Soroti MoU Proyek OBOR China, Ada Tiga Alasan Kenapa Perjanjian Itu Tak Pantas Dilakukan
Ilyas mengatakan, begitu kita tanya di agen itu mereka bilang stoknya berkurang, tidak menutup kemungkinan barang langka ini suatu saat harganya bisa naik karena orang bisa berasumsi harga jualnya lebih mahal.
Pengecer lain, Sahbandi (46) mengatakan bahwa, ntuk harga gas elpiji tiga kilogram yang bersubsidi itu sampai sekarang harganya tidak naik.
"Untuk harganya masih tetap, tidak naik, cuma yang jadi masalah adalah agak langka, pembeli susah untuk mendapatkannya," ujarnya.
Ia mengatakan, harga gas elpiji tiga kilogram di tingkat pengecer pasar Mempawah sampai saat ini belum mengalami kenaikan.
"Saat ini harga gas elpiji tiga kilogram bersubsidi masih standar, Rp 20 ribu di tingkat eceran, tapi sudah ada yang saya dengar beli Rp 22 ribu," jelasnya.
Seharusnya kata dia, Pertamina sudah mengantisipasi bulan ramadan dengan menambah pasokan.
Dijumpai terpisah, Rosmiati (39) seorang ibu rumah tangga yang sedang mengantre di agen gas elpiji SPBU Desa Pasir mengaku harus menunggu langsung di agen untuk mendapatkan gas elpiji.
"Saya tadi sudah mutar-mutar pasar cuma tidak dapat, jadi saya ke SPBU juga belum ada, habis semua, yanh ada sekarang cuma tabung kosong, kita masih menunggu gas nya datang," ujarnya.
Rosmiati yang datang dengan membawa dua tabung gas melon mengaku kesulitan mencari gas di pasar.
"Saya tidak tahu apa sebabnya, yang pasti saya lihat banyak yang nyetok gas di rumah, karena takut kehabisan, apalagi barang susah dicari, sekali beli dapat cuma dua," tuturnya.