Gas Melon Mulai Langka, Pengecer Desak Pertamina Tambah Pasokan

masyarakat sekitar, Kecamatan Mempawah Hilir mengaku kesulitan dalam mendapatkan gas elpiji tiga kilogram bersubsidi

Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Tri Pandito Wibowo
TRIBUNPONTIANAK/Ya'M Nurul Anshory
Sulit mendapat gas elpiji di pasar, masyarakat mengantre di agen gas elpiji SPBU Desa Pasir, Kecamatan Mempawah Hilir, Senin (13/5/2019). 

Menurut dia, tidak terjadi kelangkaan yang berarti selama bulan puasa ini, hanya saja para penjual takjil banyak menggunakan gas elpiji untuk menggoreng di pasar.

"Sebenarnya tidak langka gas ini, setiap tahun juga tidak pernah langka, sekarang entah kenapa para penjual takjil kan sedang ramai, otomatis pengguna bertambah, kan tidak mungkin juga mereka pakai gas di dapur bawa ke pasar," tukasnya.

Satu diantara penjual takjil di Pasar Tradisional Sebukit Rama Roby (26) mengaku membawa dua tabung gas elpiji di pasar setiap hari untuk menggoreng.

"Inikan setahun sekali bang, saya punya tabung kosong dirumah ada empat, dua melekat di kompor dapur, dua saya bawa kesini, kalau yang didapur mau dibawa kesini kan repot," ujarnya.

Jika harus disalahkan atas kelangkaan gas elpiji di Mempawah hanya karena kami kata dia, itu tidak bisa juga, seharusnya Pertamina sudah tahu ini bulan puasa, kenapa tidak ditambah.

"Saya jualan takjil baru selama bulan puasa ini saja, kalau hari-hari saya kerja di laut, istri dirumah, karena puasa saya tidak melaut beralih ke jualan gorengan," ungkapnya.

Roby meminta agar Pertamina menambah pasokan gas elpiji tiga kilogram ke Mempawah untuk menanggulangi masalah kelangkaan yang terjadi.

"Satu hari saya habis satu sampai dua tabung, jadi supaya tidak kehabisan dirumah saya simpan dua tabung, dan kita ada langganan pengecer yang sudah kita pesankan untuk menyimpan untuk kita," tutupnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved