Bahasan Terima Banyak Aduan Keluh Kesah Warga Terkait Byarpet Listrik Menjelang Buka Puasa

Banyak masyarakat mengadu pada Pemerintah Kota Pontianak, terkait pemadaman listrik yang terjadi.

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Anesh Viduka
Kepala Bidang  Pembangunan  Sektoral Bappeda Kota Pontianak,  Syarif Usmulyono (berdiri) bersama Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan (tengah) saat menghadiri acara Pertemuan Advokasi Kebijakan Pengurangan Dampak Buruk Pada Pengguna Napza di Kota Pontianak yang digelar di Harris Hotel, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (13/3/2019). Berdasarkan data dari Puslitdatin BNN 2017 jumlah pengguna narkoba di Kalbar sebanyak 56.424 orang. Sedangkan temuan pengidap HIV-AIDS baru  di Kota Pontianak 2018 lalu sebanyak 105 orang. TRIBUN PONTIANAK/ANESH VIDUKA 

Bahasan Terima Banyak Aduan Keluh Kesah Warga Terkait Byarpet Listrik Menjelang Buka Puasa

PONTIANAK - Banyak masyarakat mengadu pada Pemerintah Kota Pontianak, terkait pemadaman listrik yang terjadi. Hal itu diterima langsung Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan.

Berdasarkan keluhan masyarakat, Bahasan menyampaikan harus ada upaya menyikapi pemadaman listrik yang terjadi sebulanan ini dan terlebih bulan Ramadan ini, seakan menjadi rutinitas, sehingga ia mendapat banyak aduan khususnya bagian Pontianak Timur dan Utara.

Menurut Bahasan, keluhan masyarakat itu disampaikan pada dirinya karena merasa kesal listrik sering mati khususnya menjelang berbuka puasa dan beribadah terawih.

"Saya mendapat banyak laporan dan keluhan dari masyarakat terkait listrik yang sering mati pada akhir-akhir ini, khususnya dikawasan Pontianak Utara dan Pontianak Timur," ucap Bahasan saat diwawancarai diruang kerjanya, Senin (13/5/2019).

Baca: Jersey Anyar Juventus Baru Saja Dirilis, Langsung Panen Cibiran

Baca: Update Real Count Situng KPU Pilpres 2019, Data Masuk Hampir 80%: Berapa Suara Jokowi Vs Prabowo

Baca: Hasil Nilai UN Tingkat SMA/SMK Kalbar Raih Peringkat 14 Nasional, Naik 4 Level Dari Tahun Lalu

Lanjut dikesahkannya, masyarakat berkeluh kesah dan mereka minta pada Pemkot Pontianai untuk menyikapi dan memberikan solusi, oleh sebab itu, ia mengaku sudah menelpon pihak PLN.

"PLN mempunyai alasan karena faktor layang-layang sehingga banyak konsleting yang menyebabkan terjadinya pemadaman,"ucap Bahasan.

Selama ini, menurut Bahasan pihaknya telah melakukan razia rutin terhadap permainan layang-layang di Kota Pontianak.

Terlebih setelah terjadi peristiwa yang merenggut korban jiwa di Pontianak Timur beberapa waktu lalu, dikeluarkan maklumat Pemkot Pontianak bersama Polresta dan sudah ada Perwa juga melarang permainan layang-layang.

Namun menurutnya masyarakat berdalih bahwa permainam layang-layang ini hobi, tapi ia menegaskan tidak boleh ada permainan layang di Kota Pontianak dan Pemkot akan membuat festival nantinya guna memfasilitasi.

Tapi perlu diketahui festival layang-layang bukan seperti yang dimain dengan gelasan dan kawat. Sebab permaian dengan gelasan dan kawat sangat berbahaya.

"Menyikapi komplain masyarakat karena listrik sering padam saat buka puasa dan ibadah kita
Perintahkan Satpol PP terus melakukan razia sehingga PLN tidak ada alasan lagi padam akibat layang-layang," ujarnya.

Bahasan menambahkan tidak mungkin kalau sudah tidak ada main layang-layang PLN beralasan karena kawat layangan lagi.

"Masyarakt mengeluh karena padamnya seakan menjadi rutin dan saat jam-jam berbuka puasa. Bukan cuma lima menit padamnya, kalau udah protes artinya suda berjam jam padamnya. Kalau sudah dirazia tapi PLN masih beralasan karena layangan ini tidak elok juga," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved