Kendalikan Inflasi TPID Gelar Rapat Koordonasi

Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak yang terdiri dari berbagai stakeholder terkait seperti Pemerintah Kota Pontianak

Penulis: Syahroni | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/Syahroni
Suasana rapat TPID Pontianak. 

Kendalikan Inflasi TPID Gelar Rapat Koordonasi

PONTIANAK - Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak yang terdiri dari berbagai stakeholder terkait seperti Pemerintah Kota Pontianak, Bank Indonesia, BPS, Bulog, Kepolisian dan lainnya menggelar rapat koordinasi mengantisipasi terjadinya inflasi pada bulan Ramadan dan menjelang lebaran.

Kegiata yang bertema high level meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak ini, dilangsungkan di Aula Abdul Muis Muin, Kantor Bappeda Kota Pontianak, Selasa (7/5/2019).

Beberapa komoditi yang menjadi penyumbang inflasi saat Ramadan dan diantisipasi adalah, daging ayam, telur ayam, gula, beras, minyak goreng dan daging. Sementara yang lainnya juga mempengaruhi tapi tidak dominan seperti yang disebutkan tersebut.

Baca: Lonjakan Penumpang Jelang Lebaran, Ini Langkah Bandara Pangsuma Putussibau

Baca: Kapolresta Pontianak Pastikan Pleno KPU Berjalan Aman dan Lancar

Baca: 2 Makna Berpuasa Menurut Prof Mahfud MD, Ofensif dan Defensif Serangan Hoaks, Simak Penjelasannya

Wakil Wali Kota Pontianak, Bahasan memimpin langsung pertemuan membahas stategi menanggulangi inflasi yang terjadi. Pontianak sebagai ibu kota provinsi ia yakini bahwa perputaran ekonomi Kalbar besar di Kota Pontianak ini.

"Raker TPID ini sudah menjadi rutinitas setiap tahunnya. Ini semata-mata untuk mengendalikan inflasi. Inflasi harus kita kontrol agar tidak terjadi inflasi yang berlebihan di Kota Pontianak," ucap Bahasan saat diwawancarai, Selasa (7/5/2019).

Bahasan menegaskan TPID akan bekerja keras memantau bagaimana harga bahan pokok yang ada tidak akan naik.

"Pemerintah Kota Pontianak akan berusaha mengelola inflasi ini. Sebab inflasi ini akan berperanguh nanti pada daya beli masyarakat kita,"tambahnya.

Saat rapat koordinasi, satu persatu yang hadir baik dari Pertamina, Garuda, Kepolisian, BPS, Bank Indonesia dan Bulog ditanyai satu persatu mengenai langkah yang diambil dalam mengendalikan inflasi di Pontianak.

Sementara ada usulan dari Bank Indonesia terkait pembentukan toko atau warung milik Pemkot Pontianak sehingga mampu melakukan intervensi harga di pasaran disambutnya baik.

Bahasan menegaskan persoalan yang disampaikan Bank Indonesia membuat toko atau warung seperti DKI Jakarta sehingga bisa mengintervensi pasar secara langsung adalah hal yang harus disambut baik.

"Kita akan kaji hal itu, untuk membuat semacam BUMD, sehingga dapat memantau pasar secara khusus dan apabila terjadi kenaikan harga dapat langsung dinetralisir, kemudian pedangan tidak semena-mena menaikan harga," tegasnya.

Bahasan menegaskan akan melakukan kajian bersama TPID terkait saat Bank Indonesia membuat semacam toko milik Pemkot tersebut.

"Saya juga sampaikan pada masyarakat berdasarkan rapat kita hari ini semua stok pangan aman, mulai dari stok beras, gula, minyak goreng dan daging aman bahkan menurut Bulog bisa untuk lima bulan kedepan," ujarnya.

Namun di Pontianak ada sedikit persoalan, padahal pemerintah telah menyiapkan daging beku dengan harga Rp80 ribu, tapi masyarakat disebutnya masih menginginkan daging segar yang harganya jauh lebih tinggi.

Ia meminta masyarakat untuk tidak membeli sesuatu secara berlebihan dan tidak termanfaatkan dengan baik sehingga mubajir.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved