2019 Target Sergap Capai 955 Ton

H John Hendri menargetkan Tahun 2019 Serapan Gabah (Sergap) di Sanggau mencapai 955 ton.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/HENDRI CHORNELIUS
Kepala Hortikan Sanggau H Jhon Hendri 

2019 Target Sergap Capai 955 Ton

SANGGAU - Kepala Dinas Ketahanan Pangan Holtikultura dan Perikanan (Hangpang Holtikan) Kabupaten Sanggau, H John Hendri menargetkan Tahun 2019 Serapan Gabah (Sergap) di Sanggau mencapai 955 ton.

“Dari Januari sampai Desember Tahun 2019 ditargetkan 955 ton gabah. Ini sudah kita bagi perbulan, dari Januari, Februari, Maret. Dan kita juga sedang melaksanakan dilapangan untuk mencapai target itu, target itu harus kita capai, ”katanya, Selasa (23/4/2019).

Bahkan, lanjut Hendri, ada beberapa titik yang sudah dipastikan dan sudah dilakukan sosialisasi. Diantaranya Kecamatan Jangkang, Noyan, Batang Tarang, Kembayan dan Beduai.

“Itu sudah terkumpul, kalau dari totalitasnya sekitar 60 ton. Tapi inikan belum selesai, masih panjang lagi ini. Jadi untuk April ini sudah terkumpul kurang lebih 60 ton, ”tuturnya.

Baca: Ini 9 Kecamatan Yang Laksanakan UNBK Tingkat SMP di Ketapang

Baca: Dandim 1203/Ketapang Hadiri Peringatan Hari Kartini Tahun 2019 di Pendopo Bupati

Baca: Brigif 19 KH Selenggarakan Tabligh Akbar Bersholawat Hadirkan Habib Ridho

Tinggal, lanjut Hendri, bagaimana komunikasi lebih lanjut dengan Bulog Sanggau, karena selaku institusi pembeli.

“Kita juga sudah komunikasi dengan mereka, jadi nanti kita acarakanlah beberapa titik yang sudah siap itu. Pak Dandim juga kita minta waktunya nanti untuk bersama-sama dilapangan. Seperti sebelumnya antara pertanian, Kodim dan Bulog itu harus bersama-sama dalam konteks ini, ”ujarnya.

Hendri menambahkan, untuk harga gabah perkilogram, sampai hari ini kita menerapkan harga yang sudah ditetapkan pemerintah pusat dan menjadi acuan saat ini, Rp 3.700 perkilogram.

“Kalau beras Rp 7.300 perkilo. Memang kita juga mengusulkan kalau bisa dinaikan harga itu, tapi kalau bisa secara nasional, ”tegasnya.

Dikatakanya, dari sisi produksi, selalu meningkat dari tahun ke tahun, artinya jika gabah meningkat otomatis beras juga meningkat.

“Kita melakukan Sergap ini juga membantu petani, jadi hasil di petani itu kita bantu menjualnya melalui Bulog. Supaya mereka juga bisa menjadikan bahwa gabah itu dalam bentuk uang, ”tegasnya.

Disinggung dengan harga Rp 3700 perkilogram apakah petani untung, Hendri menjelaskan, tetap untung walaupun agak tipis. Karena lahan juga tidak disewa dan lahan mereka sendiri yang dikelola, kemudian bagi kelompok tertentu ada yang dibantu pemerintah.

“Kemudian dari sisi benih, rata-rata sudah dimiliki petani sebelumnya. Dan masa tanam padi inikan 3, 5 bulan. Kalau mereka punya usaha lain, ada karet, sawit beartikan sudah membantu, ”pungkasnya

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved