Liputan Khusus
Subsidi Silang, Aswandi: Bisa Membiayai Orang tidak Mampu dari Dana SPI
Tapi yang susah kadang digunakan untuk kepentingan bukan mahasiswa, itu susahnya
Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Subsidi Silang, Aswandi: Bisa Membiayai Orang tidak Mampu dari Dana SPI
PONTIANAK - Wakil Rektor I Untan Bidang Akademik Dr Aswandi memaparkan penggunaan Sumbangan Pengembangan Institusi (SPI) di Untan.
Aswandi menyatakan, dana SPI ini digunakan berkaitan dengan pengeluaran untuk mahasiswa yang mahal seperti menggunakan jasa dokter spesialis. Uang yang harus digunakan tidak disiapkan pemerintah.
"Hebatnya di Untan, ada subsidi silang. Bisa membiayai orang yang tidak mampu dari dana SPI itu. Misalnya ada sekian orang dan kita harus membebaskan sekian orang juga," papar Aswandi kepada Tribun, Selasa (9/4/2019).
Baca: Sebut Polri dan Media Ibarat Saudara Kandung, Kapolda Kalbar: Beda Tapi Tak Bisa Dipisahkan
Baca: Biaya Masuk Kedokteran Untan Rp 250 Juta
Kalau bicara di forum nasional mereka sedih melihat biaya di Untan yang murah, karena yang lain membayar ratusan juta. Tidak ada angka 10 juta per semester.
"Lalu bagai mana kita mau meninggikannya memang tidak mudah. Karena masyarakatnya itu mampunya segitu. Makanya saya bangga dengan mereka walau dalam kondisi bersusah payah tapi ada anak yang pintar," ujarnya.
Untuk fasilitas di Untan, dikatakannya masih kurang. Walau masih banyak kekurangan tapi dari sisi lain barangkali keefektifan belajar harus ditingkatkan.
Harapannya bagaimana supaya tidak banyak mahasiswa yang di-drop out, dan masa studinya terlalu panjang.
Ia katakan Fakultas Kedokteran ibarat mengejar ketertinggalan dalam keterbatasan untuk maju. Akan tetapi mereka terbatas bisa dari segi dosen yang kurang dan harus sekolah keluar negeri, dan tidak ada dosen yang mengajar dalam satu Prodi seharusnya ada 6 orang dosen namun masih kurang dan selelau terbenturan.
Dalam kondisi seperti itu didatangkan lah dosen dari luar dan dibayar mahal. Namun minat di Fakultas Kedokteran luar biasa dan semakin meningkat tidak pernah tidak meningkat.
"Saat saya tes di Kapuas Hulu, Pemkab hanya mampu mengirim 3 orang. Tapi sekarang ditambah menjadi 5 orang untuk beasiswa Pemkab," ujarnya.
Dari data yang ia dapatkan sudah meningkat. Sungguh begitu mahasiswa menggebu-gebu ke Prodi Kedokeran.
"Di Untan ini kalau mau jujur kita bongkar habis-habisan mahasiswa yang banyak orang tidak mampu di Untan yaitu di Program Studi Kedokteran itu. Siapa saja yang tahu akan nangis, menteri datang mau bertemu mahasiswa bahkan saat ditanya mana yang yatim hampir separuhnya yang angkat tangan, bayangkan saja," ujarnya.
Dikatakan Aswandi, jadi dananya banyak digunakan untuk mahasiswa yang kurang mampu untuk yang sistem silang.
“Bahkan menurut informasi dana SPI itu masih kurang. Makanya ada keinginan akan menaikan SPP tapi bagaimana caranya itu semua sudah dipatok dari Jakarta dan menteri sudah mengeluarkan SK. Jadinya susah, orang saja mendengar sumbangan sekian besar, dan itu hanya berlaku pada jalur mandiri tidak menyeluruh," ujarnya.