Kebakaran di Gang Kurnia Kota Baru
Kebakaran di Kota Baru Sisakan Duka Mendalam Bagi Guru Ngaji dan Buruh Bangunan
Peristiwa kebakaran yang melahap habis satu unit rumah kontrakan lima pintu di Gang Ilahi, Jalan Kurnia, Kelurahan Kota Baru
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Madrosid
Kebakaran di Kota Baru Sisakan Duka Mendalam Bagi Guru Ngaji dan Buruh Bangunan
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Peristiwa kebakaran yang melahap habis satu unit rumah kontrakan lima pintu di Gang Ilahi, Jalan Kurnia, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Pontianak Selatan, Jumat (5/4/2019) malam, menyisakan duka mendalam bagi seorang guru ngaji.
Guru ngaji bernama Luthfi Rahman (45) harus kehilangan seluruh harta bendanya tanpa ada yang tersisa. Ia tinggal di kamar nomor 4 bersama dua orang putra kesanyangannya.
Dua orang putranya masing-masing masih berusia 11 dan 9 tahun, pada saat kebakaran itu, ia dan anak-anaknya sedang mengayap mata dan terlelap.
"Saya udah lelap, tiba-tiba anak saya yang 9 tahun membangunkan saya, ayah-ayah bangun yah lihat yah ada api," ucapnya menirukan suara anaknya saat dijumpai Tribun, Sabtu (6/4/2019) sore.
Baca: Terungkap, Detik-detik Anak Korban Kebakaran Kota Baru Hendak Selamatkan Ayahnya
Baca: Reino Barack Setia Dampingi Syahrini saat Manggung di Medan, Dikawal Pria Bertubuh Kekar
Baca: Penasaran Kenikmatan Ayam Betutu?
Begitu ia terbangun, pandangan matanya fokus ke dek triplek diatas kamarnya yang sudah termakan api.
"Ketika bangun saya lihat dek itu sudah terbakar, langsung melompat saya bawa ana-anak keluar," tuturnya.
Ia bahka tak sempat menyelamatkan barang-barang berharga, sebab api membesar begitu cepat.
"Apa yang ada didepan mata saya yakni Hp sama laptop saja, itulah yang saya selamatkan, dompet pun habis terbakar, diluar ada motor saya dorong menjauh dari rumah," ungkapnya.
Luthfi menuturkan belum sampai lima menit, kobaran api sudah membumbung tinggi, ia hendak kembali masuk untuk menyelamatkan tas dan barang lain sudah tak bisa.
"Anak-anak sudah aman, motor juga sudah, saya mau masuk lagi ambil tas, begitu depan pintu dek sudah runtuh api makin besar, saya gedor kamar nomor tiga tidak menjawab, saya pikir dia didalam begitu saya lihat kamarnya terkunci dari luar," tuturnya.
Luthfi yang panik karena ketakutan melihat api tidak bisa berbuat apa-apa, ia mondar mandir berfikir apa yang harus dilakukan.
"Saat api sudah besar warga sekitar berdatangan teriak-teriak minta tolong, kamar nomor 5 sudah tidak tahukemana penghuninya, semua berhamburan ngambil air dalam tepayan," tuturnya.
Bangunan lima pintu itu begitu cepat dimakan api sebab materialnya berbahan kayu, dinding luarnya hanya berlapis semen tipis, warga hanya menyimburkan air dengan ember.
Luthfi mencertiakan detik-detik korban bernama Ramli (57) tewas terpanggang saat kejadian nahas itu sebab tak ada yang ingat bahwa ia masih ada didalam.