Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Memperingati Isra Mi'raj Bersama

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura pada dini hari melaksanakan rangkaian acara Peringatan Hari Isra' Mi'raj sekaligus Pengajian

Penulis: Anggita Putri | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Foto suasana Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura melaksanakan Peringatan Hari Isra' Mi'raj sekaligus, sabtu ( 6/4/2019). 

Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Memperingati Isra Mi'raj Bersama

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura pada dini hari melaksanakan rangkaian acara Peringatan Hari Isra' Mi'raj sekaligus Pengajian Bersama di Musholla Al-Istiqomah.

Acara tersebut dimulai dari pukul 08.00 hingga 11.15 WIB, sabtu ( 6/4/2019).

Acara yang dihadiri oleh Dekan, Wakil Dekan, Para Dosen dan mahasiswa muslim se-Fakultas Teknik itu juga menghadirkan seorang Penceramah bernama KH Ainun Najib S yang juga merupakan Pembina Pondok Pesantren Darul Nasyiin, Ambawang.

Tema yang diangkat pada acara ini adalah "Memaknai Isra' Mi'raj untuk Meningkatkan Kualitas Ibadah kepada Allah SWT".

Ruslian, Ketua Panitia Pelaksana, menjelaskan alasan pengangkatan tema tersebut.

Baca: GSI Tingkat Kabupaten Ketapang Berakhir, Porseni Tahun 2019 Resmi Ditutup

Baca: Martin Ucapakan Selamat Atas Peresmian Kantor Koperasi Perkebunan Maju Bersama

Baca: Iva Lola Eks Personel Trio Macan Bius Penonton di Kompleks Sabang Merah

"Alasan kami mengusung tema itu adalah memaknai Isra' Mi'raj untuk meningkatkan kualitas ibadah dan iman kita kepada Allah SWT," ujarnya.

Lanjutnya, karena sesungguhnya Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW sulit diterima secara nalar, maka dari itu Fakultas Teknik UNTAN melaksanakan acara Peringatan Isra' Mi'raj ini untuk mengubah pola pikir itu agar orang-orang yang meragukan sejarah Isra' Mi'raj menjadi yakin dan percaya akan kebenaran sejarah itu.

Ir H Sutarto, selaku Pembina Lembaga Studi Mahasiswa Islam (LSMI) Al-Istiqomah sekaligus sebagai Pembimbing dalam kepanitiaan acara ini, dalam sambutannya mengatakan, di dunia akademisi, Isra' Mi'raj ini perlu dimaknai baik secara aqli maupun naqli.

" Memaknai secara Aqli, akal saja kita tidak sampai bahkan tidak mempercayai peristiwa itu. Kalau dari peristiwa jarak tempuhnya saja dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, kemudian dilanjutkan ke Sidratul Muntaha, tidak mungkin bisa ditempuh dalam waktu semalam," terangnya.

Sehingga hal ini tentu tidak dapat diterima secara aqli. Maka dari itu, kata dia, semua harus memaknai dan menghayati Isra' Mi'raj ini secara naqli dan iman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved