Pilpres 2019
Sandiaga Uno Beberkan Cara Atasi Kebocoran dan Kurangi Hutang
Sandiaga Salahuddin Uno membeberkan cara untuk mengatasi kebocoran dan mengurangi hutang Indonesia
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Tri Pandito Wibowo
Sandiaga Uno Beberkan Cara Atasi Kebocoran dan Kurangi Hutang
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Cawapres 02, Sandiaga Salahuddin Uno membeberkan cara untuk mengatasi kebocoran dan mengurangi hutang Indonesia.
"Kita bisa menurunkan tingkat kebocoran dengan komitmen pemerintahan yang kuat, pemerintahan harus kuat dengan kepemimpinan yang tegas, pemerintahan yang bersih, berpihak kepada rakyat kita sampaikan bahwa ujungnya inikan selalu ada ongkos politik, kita akan ubah itu semua, jangan lagi kita bicara bahwa ini semua kegiatan membiayai politik, politik harus dibiaya setransparan mungkin, seakuntabel mungkin, oleh karena itu Prabowo-Sandi berkomitmen pendanaan politik kedepan tidak boleh menjadi alasan kebocoran-kebocoran yang terus terjadi, ini siklus yang berbahaya, ini yang pertama akan kami selesaikan," kata Sandi, Selasa (02/04/2019) saat di Pontianak.
Hal ini, lanjutnya, sesuai dengan tatment Ketua KPK yang menyatakan jika memiliki sumber daya manusia yang cukup, maka bisa melakukan OTT setiap hari.
Baca: Lantik 97 Pejabat Struktural di Pontianak, Edi Minta Pejabat Turun Lapangan
Baca: Pencurian Uang Rp 24 Juta Tanpa Merusak Brankas Sedikitpun, Kapolsek: Aneh Tapi Nyata
Baca: Pencurian Uang Rp 24 Juta Tanpa Merusak Brankas Sedikitpun, Kapolsek: Aneh Tapi Nyata
"Kita lihat dari mulai jual beli jabatan, mulai dari transaksi-transaksi mencurigakan, fiktif, korupsi dan lain sebagainya menghiasi dan ini kita sebut kolektif kebocoran baik di Kementrian, lembaga, maupun didunia usaha," ujarnya.
Selain itu, menurut Sandi, kebocoran bisa ditanggulangi dengan meningkatkan penerimaan dengan tax ratio, tax ratio dapat ditingkatkan melalui pemisahan dari Dirjen Pajak, Kementrian Keuangan.
"Kita akan membuat lembaga tersendiri yang melapor langsung kepada Presiden untuk meningkatkan penerimaan kita, tapi bukan menekan para UMKM, tapi melakukan efektifitas dan efesiensi daripada pengumpulan penerimaan negara melalui teknologi, sehingga tax ratio meningkat karena basis yang bayar pajak tinggi," tuturnya.
"Kalau penerimaan kita meningkat, tax ratio bisa 15-16 persen, kita akan mampu mengurangi kebutuhan kita terhadap hutan luar negeri yang terus bertambah," timpalnya.
Menurutnya, selama ini utang luar negeri banyak dipakai akhirnya untuk membayar bunga lagi dan membayar biaya rutin. Biaya rutin, kata dia, tidak perlu dipangkas, selain itu harus melakukan penghematan.
"Kami yakin dengan ekonomi yang bertumbuh 6-7 persen, lapangan kerja yang terbuka, kami yakin biaya hidup dan harga pokoknya stabil, kita akan mampu secara jangka panjang mengurangi impor, mengurangi utang dan membuka peluang bagi rakyat Indonesia untuk bisa sejahtera dengan adanya lapangan kerja dan bahan pokok yang stabil," pungkasnya.