Komunitas Darbuka Juga Ada di Pontianak, Yang Terbesar di Dunia Dinaungi Personel DEBU

Bentara lagi bulan puasa nih guys, kita bakal familiar sama alat musik gendang yang biasanya dipakai buat bangunin

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Komunitas Darbuka Juga Ada di Pontianak 

Komunitas Darbuka Juga Ada di Pontianak, Yang Terbesar di Dunia Dinaungi Personel DEBU

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Bentara lagi bulan puasa nih guys, kita bakal familiar sama alat musik gendang yang biasanya dipakai buat bangunin pas sahur atau lagi pada tarawih.

Nah, gendang alias Darbuka ini merupakan alat musik yang berasal dari Timur Tengah lho.

Tapi kita nggak usah jauh-jauh ke Timur Tengah buat nyaksiin permainan musik yang satu ini, karena di Pontianak bahkan ada komunitasnya, namanya Komunitas Darbuka Pontianak.

Komunitas ini dinaungi oleh Serikat Darbuka Indonesia yang di asuh oleh Luthfi Rahimi dan Daood DEBU (band debu).

Baca: ZODIAK Minggu 31 Maret 2019, Malam yang Romantis Gemini, Hari Petualangan bagi Sagitarius

Baca: Ayah Kandung di Sungai Kakap Cabuli 5 Putrinya, Hingga Ada Yang Hamil dan Melahirkan Anak

Baca: Innalillahi Wainnalillahi Rojiun, Kabar Duka Datang Dari Pedangdut Uut Permatasari

Baca: Peneliti Sebut Polusi Udara Jadi Penyebab Kematian Yang Lebih Berbahaya Dari Asap Rokok

Visi dan misinya ingin membumikan Darbuka di nusantara dan sekarang sudah menjadi komunitas Darbuka terbesar di dunia.

Wakil Ketua Komunitas Darbuka Pontianak Eleesama Novenda bercerita kepada Tribun, Komunitas Darbuka Pontianak (Borneo), resmi didirikan pada 3 Juni 2018.

“Didirikan sebab melihat antusias para pemain darbuka yaitu para majelis sholawat, gambus, japin dan sebagainya di kota Pontianak,” ungkapnya.

Menurut dia, didirikannya komunitas Darbuka ini juga agar para pamain Darbuka di Pontianak dapat bersilaturahmi, saling sharing dan juga belajar seputar alat musik Darbuka.

Saat ini ada sekita 20 anggota yang aktif mengikuti latihan yang dipusatkan di wilayah masing-masing, dan mereka bebas memilih waktu dan tempat latihan yang pas.

“Selain latihan kami juga melaksanakan Jamming setiap satu bulan sekali di tempat yang berbeda-beda dan sekali dua kali kami juga diundang untuk event-event tertentu,” ungkap Novenda.

Jamming adalah istilah yang mereka pakai saat kumpul-kumpul sambil main darbuka bareng.

“Biasanya kami main darbuka bareng-bareng, trus belajar dasar-dasar darbuka kadang juga ada sesi tanya jawab nya dan pastinya bahas tentang darbuka,” katanya.

Sedangkan untuk event, mereka biasanya diundang ke acara Tabligh akbar, acara seni dan lainnya, bahkan pernah juga tampil di acara lomba paskibra.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved