Terkait Dugaan Penganiayaan Oleh Oknum Guru, Ini Kata Dewan Sanggau Konggo Tjintalong Tjondro

Jika ada permasalahan terhadap siswa, sebaiknya memang dari pihak sekolah melakukan pemanggilan terhadap orangtua murid tersebut

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Hendri Chornelius
Petugas dari Sat Reskrim Polres Sanggau saat melakukan mediasi dengan oknum guru, korban dan pihak sekolah disatu diantara SMA di Kabupaten Sanggau, Kamis (14/3/2019). 

Terkait Dugaan Penganiayaan Oleh Oknum Guru, Ini Kata Dewan Sanggau Konggo Tjintalong Tjondro

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Anggota DPRD Sanggau, Konggo Tjintalong Tjondro menyampaikan, saat ini paradigma pendidik (Guru) dengan era tahun 1970 an sudah berbeda. Saat itu memang mendidik siswa tergolong keras.

“Saya sendiri rasakan di era tahun 70an, memang bisa dikatakan keras. Akan tetapi saat ini sangat tidak dibenarkan mendidik siswa dengan keras, tapi lebih kepada pendekatan persuasif, ”katanya, Kamis (14/3/2019).

Jika ada permasalahan terhadap siswa, sebaiknya memang dari pihak sekolah melakukan pemanggilan terhadap orangtua murid tersebut. Dengan begitu, bisa bersama-sama mencarikan solusi dari yang baik.

“Bisa diceritakan kepada orangtuanya bahwa anaknya begini. Kemudian ada juga Komite kan dilibatkan juga. Dan yang pastinya peran orangtua juga sangat diperlukan dalam mengawasi anak-anaknya, karena merekakan lebih lamanya di rumah juga, ”tuturnya.

Baca: Guru Honor Kayong Utara Tuntut Honor Total Rp 600 Juta, Pilih Tidur di Kantor Dinas Provinsi Kalbar

Baca: Diduga Lakukan Penganiayaan, Oknum Guru Dilaporkan Orangtua Siswa ke Polres Sanggau

Baca: 4 Wakil Indonesia Gagal di Lingshui China Masters, Sabar/Frengky Jadi Harapan Satu-Satunya

Kedepan, Politisi Partai Golkar Sanggau itu berharap agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di dunia pendidikan. “Harapan kita jangan sampai ada kejadian lagi. Karena sekarang inikan ada juga murid yang aniaya Guru juga itu, kejadiannya bukan di daerah kita si, ”tuturnya.

Dikatakan Konggo, jika memang keduabelah pihak sudah menyatakan permasalahan itu tidak dilanjutkan, tentunya tidak menjadi persoalan, karena dirinya yakin Guru tersebut punya niat baik.

“Mungkin karena tidak mampu kendalikan emosi, yang namanya manusia kan. Tapi kedepan kita harapkan Guru bsia menahan dirinlah, jika ada permasalahan ya libatkan orangtua, ”pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved