Program Belajar Bersama di Museum, Pelajar Akan Diberikan Kegiatan Interaktif Budaya

Program edukasi dimaksud berupa kegiatan interaktif budaya di antaranya membuat origami untuk hiasan kuadai sebagai pelaminan pengantin Melayu

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Wahidin
Foto bersama usai Launching Program "Belajar Bersama di Museum" yang dihadiri oleh 80 kepala sekolah mulai dari jenjang sekolah TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK dan MA di Ruang Pendidikan Museum Kapuas Raya, Jalan Sintang-Putusibau KM 14, Senin (11/3/2019) siang. 

Program Belajar Bersama di Museum, Pelajar Akan Diberikan Kegiatan Interaktif Budaya

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG- Kegiatan Launching Program "Belajar Bersama di Museum" dihadiri oleh 80 kepala sekolah mulai dari jenjang sekolah TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK dan MA di Ruang Pendidikan Museum Kapuas Raya, Jalan Sintang-Putusibau KM 14, Kabupaten Sintang, Senin (11/3/2019) siang.

Launching langsung dilakukan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Kabupaten Sintang, Drs Lindra Azmar, M.Si didampingi Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang oleh Dra Siti Musrikah, M.Si.

Kadisdikbud Kabupaten Sintang, Drs. Lindra Azmar, M.Si mengatakan bahwa pada program tersebut secara terjadwal para peserta didik akan dijemput secara gratis untuk datang ke museum. Kemudian diberikan beberapa program edukasi yang sangat erat hubungannya dengan semua koleksi yang ada di museum.

Baca: Kadisdikbud Sintang Launching Program Belajar Bersama di Museum

Baca: Gustave, Monster Sungai Ruzizi Afrika yang Kebal Tembakan Senjata AK47

Baca: Densus 88 Amankan Terduga Teroris di Kalbar, Kerabat dan Kepala Desa Ungkap Sosok SS Sebenarnya

"Program edukasi dimaksud berupa kegiatan interaktif budaya di antaranya membuat origami untuk hiasan kuadai sebagai pelaminan pengantin Melayu, membuat pokok telok sebagai perlengkapan pengantin Melayu Sintang, lalu
meronce manik, menganyam bambu dan kegiatan workshop tenun ikat," jelasnya.

Menurutnya bahwa program edukasi tersebut juga disesuaikan dengan kelompok jenjang pendidikan siswa yang berkunjung. Misalnya siswa TK dan SD baru mampu membuat origami. Sementara siswa SMP dan SMA, sudah mampu membuat pokok telok, meronce manik, membuat tenun ikat dan menganyam bambu.

Program Belajar Bersama di Museum ini akan dilaksanakan sejak hari ini setelah launching dan sampai akhir November 2019. Sebelumnya, pada kesempatan tersebut Kabid Kebudayaan Dra Siti Musrikah, M.Si telah menjelaskan tentang teknis pelaksanaan program dan tentang museum.

Kemudian materi dilanjutkan narasumber lainnya yaitu, Pastor Jacques Maessen dari Yayasan Kobus dan Koperasi Jasa Menenun Mandiri Sintang dan tiga penenun, peronce manik, pengayam bambu dan pemintal benang dari Desa Ensaid Panjang dan Desa Umin.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved