Melati Mati Diterkam Asim Saat Proses Perkawinan, Pengelola Kebun Binatang Ungkap Hal Ini
Kathryn telah mengenal Melati selama 10 tahun, sejak binatang itu bergabung di Kebun Binatang london pada 2013.
Melati Mati Diterkam Asim Saat Proses Perkawinan, Pengelola Kebun Binatang Ungkap Hal Ini
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, LONDON - Kematian seeekor harimau Sumatra bernama Melati pada Jumat lalu membuat sedih staf dan pengunjung Kebun Binatang London
Melati mati oleh pejantannya, Asim, yang baru didatangkan ke kebun binatang pada bulan lalu.
Rencananya, Melati akan dikawinkan dengan Asim. Namun pada momen "kencan pertama", betina itu justru diserang.
Kepala Operasional Kebun Binatang London, Kathryn England, akhirnya mengungkap apa yang sebenarnya terjadi di antara kedua kucing besar tersebut.
Diwartakan Daily Mirror, Senin (11/2/2019), Kathryn mengatakan, dua harimau tersebut tinggal dalam dua kandang yang berbeda namun berdekatan.
Baca: Bawaslu Ketapang Gelar Rakernis Penyelesaian Sengketa Pemilu 2019
Baca: MUI Sambas Imbau Masyarakat tidak Rayakan Valentine Day
Dengan begitu, keduanya dapat saling mengenal bau satu sama lain. Namun, ketika staf mengenalkan pasangan itu pada pagi hari, Melati diterkam dan mati dalam hitungan menit.
Kathryn telah mengenal Melati selama 10 tahun, sejak binatang itu bergabung di Kebun Binatang london pada 2013.
Dia menyebut Melati sebagai hewan yang sangat cantik, agung, dan bersemangat.
Sementara itu, Asim berusia 7 tahun dibawa ke Kebun Binatang London dari Denmark, sebagai bagian dari program pengembangbiakan harimau Sumatra.
"Kami mulai hari itu dengan gugup sekaligus bersemangat, ketimbang harimau Sumatra kami yang cantik, Melati, yang memiliki kesempatan untuk menjadi ibu lagi," kata Kathryn.
Awalnya, Asim dan Melati saling mengeluarkan suara, yang dianggap sebagai pertanda baik.
"Keduanya tampak nyaman dan bahkan memilih untuk makan sarapan dalam jarak dekat," ucap Kathryn.
Namun, kemudian segalanya mulai berubah secara tragis sebab harimau merupakan hewan yang teritorial dan agresif. Pejantan sering menunjukkan dominasi.
"Dalam sekejap mata, tanpa provokasi yang jelas, mereka saling berpaling dan pengalaman kami selama bertahun-tahun memberi tahu kami bahwa itu tidak normal," katanya.