Internasional

Diplomat Kanada dan AS Sakit Misterius di Kuba

Penyebab penyakit ini masih belum diketahui, tetapi Kanada menolak pemikiran adanya "serangan sonik" terhadap kedutaan.

www.chemistryworld.com
Bendera Kanada 

Diplomat Kanada dan AS Sakit Misterius di Kuba

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sejumlah pejabat Kanada dan Amerika Serikat mengalami pusing dan migren sehingga harus ditarik dari Havana, Kuba sejak tahun lalu.

Seorang diplomat yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada media Kanada, CBC bahwa: "Istri saya, dia sama sekali berubah."

"Dia kehilangan ingatan, pusing dan pendengarannya terganggu. Saat mengangkat telepon untuk menghubungi seseorang, dia kemudian tidak ingat alasannya, atau dia memasuki ruangan tanpa alasan yang jelas," ujar diplomat itu.

Penyebab penyakit ini masih belum diketahui, tetapi Kanada menolak pemikiran adanya "serangan sonik" terhadap kedutaan besarnya.

Baca: Soal Propaganda Rusia, Jubir BPN Prabowo Sebut Berefek Pada Hubungan Diplomatik Amerika

Baca: Tersandung Masalah, Dua Diplomat Iran di Belanda Diusir

Menurut CBC, staf kedubes Kanada mulai merasakan gejala "sindroma Havana" sejak musim semi tahun 2017.

Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez telah berulang kali menyangkal negaranya terlibat dalam wabah ini.

Dia mengatakan pernyataan AS adalah sebuah "rekayasa politik" untuk merusak hubungan kedua negara.

Tuntutan

Para diplomat telah mengajukan tuntutan terhadap pemerintah Kanada senilai C$28 juta atau Rp294 miliar.

Kelompok yang terdiri dari 14 orang, termasuk anggota keluarga diplomat mengatakan Ottawa terlambat memperingatkan, mengungsikan dan merawat mereka.

Ottawa dipandang telah mengelabuhi staf di Havana terkait keseriusan penyakit misterius ini.

"Selama krisis terjadi, Kanada meremehkan keseriusan keadaan, menyembunyikan informasi kesehatan dan keamanan, serta memberikan informasi salah, menyesatkan dan tidak lengkap kepada staf diplomatik," demikian para diplomat menegaskan.

Pada sebuah konferensi pers di Washington, Menteri Luar Negeri Kanada, Chrystia Freeland mengatakan pihaknya mengetahui keberadaan tuntutan tersebut.

"Saya tidak akan membicarakan rinciannya, tetapi saya ingin mengulangi bahwa saya sudah bertemu sebagian dari diplomat ini dan mengatakan kepada mereka bahwa kesehatan dan keamanan mereka perlu menjadi prioritas kami."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved