Melalui Simulasi, Mahasiswa Diharapkan Dapat Melakukan Penanganan Gawat Darurat
Kemudian pada konsep acara puncaknya dilakukan simulasi atau praktek penanganan gawat darurat dan simulasi kecelakaan masal.
Penulis: Anggita Putri | Editor: Dhita Mutiasari
Melalui Simulasi, Mahasiswa Diharapkan Dapat Melakukan Penanganan Gawat Darurat
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK- Ketua Jurusan Kebidanan Dini Fitri Damayanti, SSiT.MKes juga sebagai ketua pelaksana demontrasi langsung simulasi Manajemen Bencana mengatakan bahwa simulasi yang dilaksanakan pihaknya adalah rangkaian terakhir dari acara pelatihan yang sudah dikuti oleh mahasiswa Jurusan Kebidanan D4 tingkat akhir,minggu (27/1/2019).
Dini mengatakan bahwa konsep acara simulasi adalah penerapan dari teori yang sudah mahasiswa terima selama empat hari dalam mengikuti pelatihan.
"Pelatihan dilakukan tiga hari untuk menyampaikan teori dan satu hari untuk praktiknya," ujar Dini.
Baca: Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Pontianak Gelar Demonstrasi Simulasi Manajemen Bencana
Baca: Tak Ikuti Yusril, Ketua Majelis Syuro PBB MS Kaban Tegaskan Dukung Prabowo
Baca: Raih 9 Juta Subscriber, Ria Ricis Minta Hadiah Mobil kepada Ayu Ting Ting
Kemudian pada konsep acara puncaknya dilakukan simulasi atau praktek penanganan gawat darurat dan simulasi kecelakaan masal.
Mahasiswa dibagi kedalam beberapa tim untuk menjalankan fungsi sesuai dengan teori yang sudah didapatkan dikelas kemarin.
"Jadi memang Jurusan kebidanan bukan hanya untuk penanganan khusus ibu hamil dan bayi. Tetapi sebagai tenaga kesehatan harus mampu menguasai kondisi saat gawat darurat," ujar Dini.
Sehingga pada saat simulasi mahasiswa akan melakukan penanganan gawat darurat.
Penanganan untuk Resusitasi Jantung Paru (RJP), Balut bagi korban yang patah, korban tidak bernafas, gagal jantung akan dilakukan penanganan saat simulasi.
Saat pelatihan materi yang diberikan mulai dari materi kebidanan, gawat darurat kebidanan, penanganan ibu hamil, bersalin,nifas.
"Misalnya pendarahan, preeklampsi. Penangan untuk bayi seperti bayi tidak bernafas, resusitasi," ujar Dini.
Kemudian untuk gawat darurat umum RJP, kemudian Balut Bidai untuk pasien trauma dan patah tulang.
"Semua teori akan mereka terapkan disimulasi termasuk pasien ibu hamil yang mengalami luka dan harus melakukan persalinan dilapangan," ujar Dini.
Mahasiswa yang ikut simulasi adalah mahasiswa D4 Jurusan Kebidanan dan duduk di Semester akhir dengan jumlah peserta sebanyak 88 orang .
Saat pelatihan mahasiswa dilatih langsung oleh 119 Medical Servis dan Training (MST).