Pilpres 2019

Prabowo Pastikan Kebebasan Pers dan Tak Ada Kriminalisasi Pemuka Agama

Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto memastikan kebebasan pers serta ulama bebas dari krminalisasi jika dirinya memimpin Indonesia kelak

KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Pasangan capres dan cawapres, Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, saat pengambilan nomor urut di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Jumat (21/9/2018) 

Prabowo Pastikan Kebebasan Pers dan Tak Ada Kriminalisasi Pemuka Agama

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, JAKARTA - Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto memastikan kebebasan pers serta ulama bebas dari krminalisasi jika dirinya memimpin Indonesia kelak.

"Kami akan menjamin semua hak-hak kemerdekaan berserikat serta kebebasan pers. Kita akan hentikan ancaman persekusi terhadap individu, organisasi yang bisa berseberangan pendapat dengan pemerintah," katanya, Senin (14/01/2019) di JCC.

Ia pun mengatakan siap menerima kritik yang masuk ke pemerintah apabila menjabat presiden.

"Kita akan menerima kritik sebagai upaya mengendalikan diri agar kita tidak salah jalan. Bagi kami, kritik adalah justru mengamankan jalannya pemerintahan Republik Indonesia karena bagi kami pemerintah Republik Indonesia harus melayani kepentingan rakyat," ujarnya.

Baca: Ini Desa Mandiri Kamtibmas di Kayong Utara Versi AKBP Asep Irpan

Baca: Smartphone Kamu Kapasitas Rendah? Ini Cara Bermain Game PUBG Mobile di PC

Baca: Prabowo Bahas Strategi Dorongan Besar Hingga Sentil Intelejen

Sebelumnya, Prabowo juga mengatakan para pemuka agama termasuk ulama bebas dari kriminalisasi dan persekusi jika menang Pilpres 2019.

"Karena bagi kami pemerintah harus melayani kepentingan rakyat, tidak boleh pemerintah mengakali-akali rakyatnya sendiri. Kami akan pastikan bahwa semua pemuka agama dari semua agama terutama ulama-ulama kita dihormati dan bebas dari ancaman persekusi dan kriminalisasi," bebernya.

"Ini jadi sangat penting karena dalam bangsa Indonesia, sejarah kita peran ulama sangat berjasa dalam perjuangan kita," timpalnya.

Selain itu, Ia mengingatkan agar semua pihak tidak mempersoalkan kata-kata yang identik dengan seruan agama.

"Kalau dengar takbir, kalau dengar Allahuakbar, jangan permasalahkan. Itu memuliakan Tuhan yang Mahabesar," katanya.

Ketum Gerindra ini menekankan Indonesia berlandaskan Pancasila, bukan ekstrem ataupun fanatik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved