Pilpres 2019
Kopdar Kebangsaan, Agus Tegaskan POM Netral di Pemilu 2019
Agus mengatakan, dalam pemilu 2019 ini POM berada dalam posisi netral tidak memihak pada pasangan manapun.
Penulis: Muhammad Rokib | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ya' M Nurul Anshory
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -Persatuan Orang Melayu Kalbar melakukan Kopdar Kebangsaan di cafe Tempo Dolok, Pancasila Pontianak, Minggu (9/12/2018).
Acara tersebut membahas tahun Politik 2019, dengan tema "Semangat Kebhinekaan Masyarakat Melayu Kalimantan Barat, Siap Menegakkan Pancasila dan UUD 1945, di Bumi Khatulistiwa".
Kopdar yang terbuka untuk semua orang tersebut dihadiri ratusan orang dari berbagai kalangan, mayoritas anggota POM yang ada di Kalbar.
Baca: Terkait Tes SKB Rekrutmen CPNS Tahun 2018, Ini Analisis Pengamat Pemerintahan
Ketua Umum POM Kalbar, Agus Setiadi mengatakan bahwa Melayu di Kalbar sudah biasa hidup dalam keberagaman, hidup dalam toleransi, kerukunan dan kedamaian.
Agus menegaskan kepada masyarakat tidak meragukan kepancasilaan masyarakat Melayu, karena tak bisa kita pungkiri bahawa salah satu penggagas lambang negara kita berasal dari Pontianak yaitu Sultan Hamid II.
Baca: Terkait Tes SKB Rekrutmen CPNS Tahun 2018, Ini Analisis Pengamat Pemerintahan
Baca: Malam Ini Putussibau Diguyur Hujan, Waspada Banjir Susulan
"Itulah bukti kongkrit kontribusi puak Melayu terhadap bangsa ini sangat besar, apalagi bahasa yang digunakan bahasa Indonesia bersumber dari bahasa Melayu," terang Agus.
Agus mengatakan, dalam pemilu 2019 ini POM berada dalam posisi netral tidak memihak pada pasangan manapun.
Baca: Prihatin Pencabulan Kerap Terjadi di Sambas, Hairiah Minta Orangtua Perketat Pengawasan Anak
"Secara pribadi kami membebaskan anggota POM, memilih partai politik manapun, sepanjang itu untuk memperjuangkan kepentingan Melayu dan umat di Kalbar," ujarnya.
Agus mengatakan lagi "Jadi kami setuju dengan kedamaian, bagaimana kita menjaga ketentraman pemilu, dan harus di sukseskan dengan baik, tidak boleh ada provokasi, hoax, saling fitnah dan caci maki," ucapnya.
"Itu bukan adat kita sebagai puak Melayu, kita puak Melayu mesti menunjukkan cara berpolitik dengan santun dan beradab," tutup Agus.