Ustadz Abdul Somad
VIDEO - Ustadz Abdul Somad Sebut Cincin Emas dan Kursi Mahal, Ternyata Ini Maksud Sang Ustaz!
Ustadz Abdul Somad Sebut Cincin Emas dan Kursi Maha, Ternyata Ini Maksudnya!............
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad menyebut kursi mahal dan cincin emas.
Soal kursi mahal dan cincin emas ini disampaikan Ustadz Abdul Somad bukan tanpa maksud.
Ustadz Abdul Somad ingin menyampaikan mengenai pelajaran yang ingin disampaikan pada kesempatan itu.
"Mari kita melihat proses jangan hanya melihat hasilnya. Hasilnya Tabligh Akbar, hasilnya pengajian tapi proses di belakang ini luar biasa," katanya dalam ceramah di Hijrah Fest 2018 JCC, Minggu (11/11/2018).
Dirinya kemudian bercerita saat akan berangkat ke Mesir, tahun 1998. Saat itu mereka tengah mengikuti pelatihan di Jakarta.
"Anak Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, hari libur mereka pulang ketemu orangtua. Kami yang dari Riau, dari Aceh, dari Madura, dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, nggak pulang karena ongkos mahal," katanya.
"Jadi kami jalan-jalan, menggunakan metro mini. Dimana ketemu plaza, turun. Turun di Plaza Jakarta, kami sangka mall, sampai ke dalam, kantor banyak," katanya.
"Waktu sedang jalan, teman kami duduk di kursi. Lama dia duduk di kursi. Terus saya heran. Ente ngapain duduk di sini. Kemudian dia nunjuk. Ada apa? Rp 15 juta. Ada kursi harga 15 juta. Terus ngapain kamu duduk? Kita nggak punya. Paling nggak seumur hidup pernah duduk sekali aja," kata Ustadz Somad disambut tawa mereka yang hadir.
Ustadz Somad melanjutkan, semua orang ingin duduk di kursi kayu jati, ukiran indah, dipajang di Plaza Jakarta. Harganya satu Rp 15 juta tahun itu (20 tahun lalu).
"Orang hanya tahu finishnya, finalnya. Bahwa dia kursi mahal. Tapi orang tidak pernah tahu proses dia menjadi kursi yang mahal. Bahwa dia berasal dari nun hutan pedalaman Jawa," katanya.
Berapa lama dia di tengah hutan, digergaji, dipotong, dikuliti, dipahat, diukir di kertas pasir, didempul, disayat, disobek, dipotong, setelah itu dipaku.
Dibawa ke jakarta lalu kemudian dicat, pernis, cantik, indah barulah dipajang.
"Orang tahu hasilnya. Tapi proses dia sampai ke Jakarta orang tidak pernah tahu," katanya.
Ustadz Somad melanjutkan, seorang gadis cantik jelita, melihat di etalase kaca, cincin indah rupawan.