Ustadz Abdul Somad

Ustadz Abdul Somad Ungkap Alasan Pendiri NU Tak Setuju Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Ustadz Abdul Somad Ungkap Alasan Pendiri NU Tak Setuju Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW

Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
Youtube Tafaqquh
Ustadz Abdul Somad menjelaskan mengapa pendiri NU tak setuju perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad mengungkap alasan pendiri NU, KH Hasyim Asy'ari tak setuju peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Menurut Ustadz Abdul Somad, ketidak setujuan terhadap Maulid Nabi Muhammad SAW itu punya alasan yang kuat.

Penolakan itu ternyata, menurut Ustadz Abdul Somad, jika dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW ada ritual-ritual syirik dan tak sesuai tata krama dalam masjid.

“Pernah dulu di Jawa Timur, ada perayaan maulid, orang joget-joget, lompat-lompat, lari-lari, makanan berserakan di masjid plus mereka panggil-panggil arwah Nabi Muhammad macam memanggil jelangkung saja. Nah, itu yang tak boleh dan tak disukai oleh pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari,” jelasnya dalam video yang diunggah akun Youtube YukNgaji.NET.

Baca: Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini 10 Bacaan Sholawat Beserta Arti dan Kegunaannya

Baca: Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW: Pendiri NU Tak Setuju, Ustadz Abdul Somad Beri Penegasan

Ustadz Abdul Somad menyampaikan, Maulid pertama kali dibuat Raja al Muzhaffar Abu Sa'id Kukbury Ibn Zainiddin Ali Ibn Baktakin yang wafat 630 H.

Hal itu seperti tertulis di kitab karya Imam As Suyuthi "al Hawy li al Fatawy" juz 1 halaman 272.

Siapa Raja al Muzhaffar Abu Sa'id Kukbury Ibn Zainiddin Ali Ibn Baktakin? 

Ustadz Somad menyampaikan, menurut Ibnu Katsir, Raja al Muzhaffar merupakan seorang raja yang pemberani, cerdas, berilmu dan adil.

Raja al Muzhaffar pernah memberikan 1000 dinar atau sekitar Rp 2,5 Miliar kepada Syaikh Abu al Khattab bin Dihyah, penulis kitab at Tanwir fi Maulid al Basyir an Nadzir. 

Imam Sabth Ibnu al Jauzi menyatakan, Raja al Muzhaffar bersedekah waktu maulid, lima ribu kambing panggang, 10 ribu ekor ayam, seratus kuda, seratus ribu keju 30 ribu piring manisan. 

Adapun isi dari acara Maulid sendiri, yang pertama, membaca al Quran, kemudian membaca kisah riwayat nabi muhammad SAW dan terakhir makan.

"Orang yang melakukannya dapat pahala, kenapa? Karena dia mengangungkan Nabi dan menunjukkan kebahagiaan," kata Ustadz Somad.

Ustadz Abdul Somad mengatakan ada beberapa syarat yang membuat peringatan maulid Nabi Muhammad dibolehkan, yaitu acaranya harus diisi oleh kegiatan-kegiatan keagamaan seperti tausiyah, mengaji Alquran, mengucap syair sholawat nabi dan bersholawat kepada Nabi Muhammad.

“Mengagungkan maulid dan membuatnya jadi acara tahunan itu kata Ibnu Taimiyah dilakukan sebagian orang dan mereka dapat pahala jika niatnya baik,” jawab Ustadz Abdul Somad.

Perayaan maulid Nabi Muhammad bisa menjadi haram atau tidak boleh dilakukan jika di dalamnya ada ritual-ritual tertentu yang menyalahi ajaran Islam dan tata krama ketika di masjid.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved