Pecahkan Rekor 1.051 Bubur Ikan Terbanyak, ORI Apresisasi Ide BBC

Eko juga berharap agar rekor ini dapat memicu kreatifitas para Chef agar bisa menciptakan kuliner baru dan mengangkat kuliner yang sudah ada.

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ BELLA
Para Chef BBC saat foto bersama usai memecahkan rekor 1051 bubur ikan, Minggu (21/10/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Bella 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Pemecahan rekor 1.051 bubur ikan sebagai bubur ikan terbanyak dari Orignal Rekor Indonesia (ORI), dihadiri langsung oleh perwakilan ORI Pusat Eko Jericho di depan Masjid Mujahidin Kota Pontianak pada Minggu (21/10 /2018).

Menurut Eko, ini adalah bentuk kreasi yang bagus dari teman-teman Borneo Brother Chef (BBC), sehingga ia berharap agar kegiatan ini tidak hanya memberikan penghargaan tapi juga dapat menjadikan bubur ikan sebagai ikon kuliner baru di Pontianak sekaligus mengangkat citra Pontianak dimata Nasional.

Baca: Pecahkan Rekor ORI 1051 Bubur Ikan Terbanyak! Begini Persiapan yang Dilakukan BBC

Baca: Pecahkan Rekor ORI, Edi Kamtono Pesankan Ini Saat Saksikan Langsung Rekor 1.051 Bubur Ikan Terbanyak

"Awalnya yang didaftarkan 1.000, tapi tadi kita sama-sama hitung ada 1.051 porsi, rekornya udah sah, jadi kita kasih penghargaan langsung," terangnya.

Eko juga berharap agar rekor ini dapat memicu kreatifitas para Chef agar bisa menciptakan kuliner baru dan mengangkat kuliner yang sudah ada.

"Jadi kuliner yang ada tetap dilestarikan dan kuliner baru bisa diciptakan dari teman-teman chef BBC karena BBC ini dia kan chef lokal kita, yang memang perduli masakan lokal kita," tambahnya.

Eko juga menerangkan, bahwa sebelumnya belum pernah ada rekor serupa sehingga ini benar-benar rekor baru untuk kuliner Nasional.

Ada tiga hal yang harus dipenuhi untuk dapat meraih rekor ORI, dijelaskan oleh Eko, pertama rekor belum pernah ada, kedua memang bisa dibuktikan dan memang bisa dilaksanakan, ketiga harus disaksikan langsung oleh ORI.

"Kita harus melihat langsung, apa yang didaftarkan kira-kira sama nggak dengan realita di lapangan, nggak sekedar hanya daftar dan kita siapkan rekor tapi pembuktiannya juga harus benar-benar sah," ungkapnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved