HPS ke-XXXVIII, Bupati Jarot Minta Mahasiswa Kembangkan Pertanian di Desa Masing-masing

Masih kata Bupati Sintang, bahwa pengelolaan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sintang harus dibuat sedemikian baik.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ WAHIDIN
Memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXVIII, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Kapuas (Unka) menggelar Stadium General di Gedung E Universitas Kapuas Sintang, Selasa (16/10/2018) kemarin. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Wahidin

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG- Dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-XXXVIII, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas Kapuas (Unka) menggelar Stadium General di Gedung E Universitas Kapuas Sintang, Selasa (16/10/2018) kemarin.

Kegiatan ini juga dihadiri Bupati Sintang, Jarot Winarno yang berkesempatan memberikan materi pemahaman kepada Mahasiswa Fakultas Pertanian tentang pengoptimalan pangan lokal dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

Baca: Panitia Temu Raya Kaum Bapak GKE Nasional Terus Matangkan Persiapan

Baca: Kepolisian dan Dishub Sintang Siap Kawal Kedatangan Menteri

Kabupaten Sintang merupakan kawasan tutupan hutan lindung yang masih lebat, tentunya dengan kawasan ini, 23 persen pertanian dan perkebunan menyumbangkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ke Kabupaten Sintang,

"Jadi Sintang ini memiliki luas hutan dilindung itu sekitar 41,5 persen berada di 41 Desa. Tentu inilah menjadi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Sintang (PDRB) sebesar 23 persen di sektor pertanian dan perkebunan," jelasnya.

Sambung Jarot dalam pemaparannya, dengan luasan alam di sektor pertanian dan perkebunan, para Mahasiswa Pertanian Universitas Kapuas diminta untuk menjadi pembina dalam urusan pertanian di daerah masing-masing.

"Saya harap kalian kelak setelah lulus dari sini agar bisa menerapkan ilmu tentang pertanian dan perkebunan di desa-desa kalian masing-masing agar para petani mandiri bisa mandiri dalam hal pertanian dan perkebunan," pintanya.

Masih kata Bupati Sintang, bahwa pengelolaan pertanian dan perkebunan di Kabupaten Sintang harus dibuat sedemikian baik. Misalnya saja paradigma dalam hal pertanian dan perkebunan haruslah dikelola dengan baik.

"Saya berikan contoh misalnya seperti dalam bertani tidak merusak lahan gambut, tidak merusak hutan lindung, tidak menggunakan pupuk yang berbahan kimia, dan pestisida dalam hal bertani," ungkapnya.

Dia menginginkan Kabupaten Sintang menjadi Kabupaten yang berkelanjutan sejalan dengan Pembangunan Berkelanjutan atau Suistainable Development Goals yang didorong dari masyarakat sipil dan mahasiswa.

“Pada dasarnya konsep itu adalah bahwa paradigma ketahanan pangan yang berwawasan berkelanjutan itu adalah pertanian yang dikelola secara baik, sehingga produktivitas hasil pertanian menjadi meningkat lebih baik," ujarnya.

Menurutnya Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan dari masyarakat sipil. Seperti para mahasiswa Fakultas Pertanian melibatkan akademisi untuk dapat membantu mendorong program pertanian Pemkab Sintang.

Selain program pertanian dan perkebunan, Jarot juga menjelaskan program One Village One Product yang artinya setiap desa di Kabupaten Sintang harus menghasilkan satu produk unggulan di desanya.

Hal ini disebut juga program P2Emas atau Program Peningkatan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Oleh karena itu, setiap Kecamatan menunjuk satu desa untuk mempromosikan produk hasil dari desa tersebut.

"Seperti contoh ternak sapi dari Desa Binjai Hulu, Kecamatan Binjai Hulu kemudian kerajinan rotan dari Desa Mentajoi Kecamatan Serawai, dan masih ada banyak lagi contoh lainnya, ini perlu kita kembangkan," tambahnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved