Daniel Lirik Potensi Karet di Bengkayang Untuk Bahan Aspal
Ia pun menerangkan bakal baik jika karet tersebut dimaksimalkan menjadi bahan untuk aspal seperti yang telah diuji cobakan oleh Kementrian PUPR.
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Anggota DPR RI, Daniel Johan melirik potensi karet yang digeluti oleh masyarakat Kabupaten Bengkayang.
Ia pun menerangkan bakal baik jika karet tersebut dimaksimalkan menjadi bahan untuk aspal seperti yang telah diuji cobakan oleh Kementrian PUPR.
Baca: Suti Semarang Punya Potensi Karet dan Sahang
Baca: Pastikan Distribusi Logistik Pemilu, Ini Kata Kapolsek Suti Semarang Bengkayang
"Itu ide yang sebenarnya telah kita dorong dari tiga tahun yang lalu, dan ini kita dorong kembali," katanya, Senin (08/10/2019).
"Bayangin 85 persen karet se-Indonesia dimiliki oleh petani karet, jika sekarang harga karet sebegitu anjlok, kalau dulu 1 kg karet bisa beli 3 kg beras, kalau sekarangkan terbalik, 3 kg karet untuk beli 1 kg beras sehingga itu sangat drop," timpalnya.
Menurut Daniel, jika Kementrian PUPR serius untuk menggunakan karet sebagai bahan aspal, tentu secara tidak langsung akan membantu para petani karet.
"Jika 85 persen petani karet yang rakyat biasa pendapatanya drop sama saja kemiskinan meningkat, maka perlu jalan keluar yang satu diantaranya yakni Kementrian PUPR secara serius menggunakan karet sebagai pengganti aspal, bisa menjadi jalan keluar anjloknya harga karet dipetani karet meskipun harganya nanti tidak sampai Rp. 20 ribu, tetapi bisa Rp.10-12 ribu sudah sangat membantu," bebernya.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini pun mengatakan, tentunya jika pendapatan petani meningkat, maka akan memberikan solusi bagi petani.
"Pertama jika itu dilakukan pendapatan petani akan meningkat, dan meningkatkan daya beli, akan jadi jalan keluar dari penderitaan petani karet se-Indonesia," katanya.
Selain itu, menurut Wasekjend DPP PKB ini, tentu tidak akan perlu lagi negara untuk mengimpor aspal.
"Kedua, kita akan mengurangi defisit anggaran, devisa karena tidak perlu impor untuk aspal," katanya.
Ia pun mengapresiasi respon dari Bupati Bengkayang yang siap menyiapkan lahan serta fasilitasnya untuk menjadi sentral aspal dari karet.
"Kita tentu menyambut baik, artinya Pak Gidot merespon ini dengan akan menyiapkan lahan dengan segala fasilitasnya, dan kalau berjalan Bengkayang siap menjadi pabrik karet menjadi aspal, kita tentu sangat mengapresiasi itu," katanya.