Temukan 146 Kasus di 2017, Organisasi Asiyiyah Komit Ubah Stigma dan Tekan Angka TBC
Ia menyebutkan di tahun 2017, pihaknya mendata sebanyak 146 warga positif TBC, dan 33 di antaranya adalah anak - anak.
Penulis: Ferryanto | Editor: Jamadin
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ferryanto
TRIBUN PONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH- Organisasi Aisyiyah yang bergerak di bidang dakwah, kesehatan, dosial, ekonomi dan budaya melakukan kegiatan peningkatan kapasitas pada staf SSR dan CSO / NGO.
Kegiatan ini di mulai, Selasa (25/9/2018) hingga Kamis (27/9/2018) dengan tujuan agar staf yang ada mampu melakukan advokasi Bugeting Skill dan Fundraising Capacty Building of CSO 1-2 Advokasi Skill dan Fundraising, Media Champaign Mempawah.
Pada kegiatan ini turut di hadiri oleh Wakil Bupati Mempawah terpilih Muhammad Pagi, kepala dinas Sosial Mempawah Burhan, serta Pimpinan Daerah Muhammadiyah kabupaten Mempawah Deni akramul hakim.
Baca: KPU Singkawang Buka Posko GMHP, Disini Lokasinya
Ketua SSR Kabupaten Mempawah TBCare Aisyiyah Global Found ATM, Erna Syurnani mengungkapkan bahwa pihaknya telah setahun terakhir melaksanakan kegiatan pendataan warga yang menderita penyakit TBC.
"Kita punya program di Mempawah dan sudah berjalan selama 1 tahun, dan ini untuk pemantapan dari tim kami, dan mereka juga sudah mengikuti kegiatan ini selama setahun, dan ini untuk menjadi evaluasi kegiatan, sejauh mana si keberhasilan kami mengerjakan program ini,"ujarnya. Kamis (27/9/2018).
Dalam setahun terakhir, program yang di jalankan oleh pihaknya menyasar dan mendata warga yang tinggal di 4 Kecamatan, yakni Kecamatan Mempawah Hilir, Kecamatan Sungai Kunyit, Kecamatan Anjongan dan Kecamatan Sadaniang.
"Setelah setahun kami bekerja, banyak kasus yang kami dapatkan, dan banyak kendala yang kami hadapi juga di lapangan,"ujarnya.
Ia menyebutkan di tahun 2017, pihaknya mendata sebanyak 146 warga positif TBC, dan 33 di antaranya adalah anak - anak.
Baca: Raker APEKSI Bahas Sinergi Memajukan Sektor Pariwisata di Daerah
Kemudian, di tahun 2018, hingga saat ini pihaknya telah mendata terdapat 41 orang yang positif TBC, dan tidak ada anak - anak di antaranya.
Erna mengatakan, selain melakukan pendataan, pihaknya juga melakukan pendampingan dan pemantauan dalam prosesnl penyembuhan penyakit TBC.
Selama menjalankan program ini, pihaknya kerap menemukan bahwa masih adanya stigma di beberapa kalangan masyarakat bahwa bila mana ada warga yang batuk menahun hingga mengeluarkan darah, warga mengira sakit tersebut di akibatkan hal mistis.
"Banyak warga yang tidak tau di beberapa daerah itu, dan pengetahuan nya terkait TBC ini sangat kurang, kalau ada yang batuk berdarah itu di bawa ke dukun, karena kena guna - guna, keturunan, dan kutukan, mereka masih sangat kurang kalau penyakit ini bisa di sembuhkan,"ungkapnya.
Pihaknya pun kini berusaha untuk merubah stigma tersebut.
"Kita ingin merubah pola pikir mereka, jadi bila mana di mereka ada yang gejala batuk darah, mau berobat ke puskesmas, tidak ke dukun," ungkapnya.