Pesan Ustadz Abdul Somad untuk Pendukung Pasangan Capres-Cawapres di Pilpres 2019
Pesan Ustadz Abdul Somad untuk Pendukung Pasangan Capres-Cawapres 2019 .....................
Penulis: Nasaruddin | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Ustadz Abdul Somad menyampaikan pesan untuk para pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan bertarung di Pilpres 2019.
Dilansir dari akun Youtube Tribun Pekanbaru, Ustadz Abdul Somad menyampaikan tiga pesan untuk seluruh masyarakat.
"Pertama, ini adalah anak-anak bangsa. Maka anak bangsa ini kita pilih yang terbaik di antara yang baik. Jadi tidak ada yang jelek. Tapi kita tentu memilih yang terbaik.," kata Ustadz Abdul Somad mengawali pembicaraan.
Untuk menentukan siapa yang akan menjadi pilihan, Ustadz Abdul Somad berpesan, agar menggunakan telinga, dengar baik-baik.
Pasang mata, lihat baik-baik tapi jangan lupa ada hati, qalbu.
Baca: Kisah Ustadz Abdul Somad Pernah Tinggal di Tempat Ini! Kini Terancam Runtuh Dimakan Usia
Baca: Ustadz Abdul Somad Jawab Tudingan Ditunggangi HTI, Beberkan Alasan Batalkan Ceramah
Baca: Soal Kalimat Tauhid di Atribut Jamaah, Ustadz Abdul Somad Sampaikan Penegasan
Baca: Ustadz Abdul Somad Tegaskan Pilihan Politik di Pilpres 2019 dalam Bincang Santai
"Terangi dengan cahaya iman, istikharah, minta sama Allah, pilih yang terbaik," katanya.
Insan pers menurutnya punya peran luar biasa untuk mencitrakan yang hitam menjadi putih atau yang hitam menjadi abu-abu.
Oleh karena itu menjadi tugasnya untuk menjelaskan apa adanya ke masyarakat. "Kita akan ditanya di hadapan Allah," ujarnya.
Pesan kedua Ustadz Abdul Somad, bahwa Pilpres 2019, 2024 adalah hal biasa di negara demokrasi.
Untuk itu, para pendukung harus memahami hal ini.
"Pergantian presiden di negara demokrasi itu biasa. Artinya apa, yang ingin mengatakan presiden harus bertahan dua periode dengan masyarakat yang mengatakan harus ganti, itu sama-sama demokrasi. Kenapa harus kelai?," katanya.
Mereka yang mengatakan ganti presiden maupun mengatakan pertahankan dua periode, tidak salah.
Sebab hal itu sesuai dengan sistem demokrasi yang kita anut.
"Kita tinggal bukan di wilayah kerajaan. Kalau kerajaan ngomong gitu gak bisa. Kita demokrasi, suara terbanyak suara Tuhan. Jadi santai saja. jangan serius sekali seolah-olah kita mau perang, tidak... Ini anak-anak bangsa yang sedang memakai demokrasi," katanya.
Kemudian yang ketiga, 2019 bukan akhir segalanya.