Terkait Melemahnya Rupiah atas Dolar, KAMMI Pontianak Gelar Aksi di Bundaran Digulis
Dengan adanya pelemahan rupiah dapat menyebabkan harga bahan pokok ikut naik dan menghambat perekonomian masyatakat.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Nur Imam Satria
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kalbar menggelar aksi di Bundaran Digulis Jumat (7/9/2018).
Ketua aksi KAMMI, Imran Ramadhan mengatakan aksi tersebut bertujuan untuk mengigatkan pemerintah, terkait melemahnya nilai tukar rupiah, yang kemarin menyentuh angka sampai Rp15 ribu rupiah terhadap dolar US.
Imran mengaku sampai saat ini pelemahan rupiah belum seperti defisit yang terjadi di tahun 1998.
“Tapi jalanya tetap ada, makanya kita waspada. Dulu menteri-menteri bilang tidak kolep, nyatanya juga kolep, sehigga kita minta pak jokowi serius menangani ini,” ungkapnya saat ditemui dilokasi aksi KAMMI tadi sore sekira pukul 17.00 Wib.
Baca: Sambut Gembira Pembukaan Formasi CPNS, Neti: Semoga Tahun Ini Lulus
Baca: Pembukaan Formasi CPNS, Andika Ingin Daftar Tenaga Pendidik
Ia mengigatkan Jokowi agar serius bekerja dan mengesampingkan kerja-kerja pencitraannya.
“Karena kita menilai pelemahan rupiah disebabkan Jokowi tidak serius mengurusi negera. Hutangnya di perbanyak, infrastruktur di genjot, dan kita tau semua, barang-barang impor. dan semuanya terbengkalai karena kerjaan yang tidak becus,” tambahnya.
Menurut Imran sampai saat ini belum melihat hasil yang dilakukan pemerintah dalam rangka menaikkan nilai rupiah yang melemah.
“Yang kita khawatirkan pelemahan ini berdampak dengan adanya keraguan investor kepada keuangan negara. Kalau sampai ada keraguan bisa-bisa mereka lari,” paparnya
Dengan adanya pelemahan rupiah dapat menyebabkan harga bahan pokok ikut naik dan menghambat perekonomian masyatakat.
Baca: Sertijab Kepala BPK Perwakilan Kalbar, Ini Harapan Gubernur Sutarmidji
Baca: Pembukaan Formasi CPNS, Andika Ingin Daftar Tenaga Pendidik
“Hari ini kita lihat harga tempe sudah naik. kalau pun tidak naik sudah di kecilkan. dan sekarang semua barang impor sudah naik, dan itu akan menghambat ekonomi di masyarakat dan itu sangat berbahaya,” jelasnya.
Tak hanya itu apabila keuangan Negara terus depisit, Imran khawatir Pemerintah akan mengambil solusi yang mudah menyikapi itu semua, misalnya menaikkan harga BBM, dan menaikkan pajak.
Untuk itu Imran menuntut Jokowi melalui Menteri Keuangan Negara Sri Mulyani untuk serius menyikapi persoalan ini. “Kalau memang tidak becus harus mundur. karena kita menilai ada salah urus disini,” ucapnya
Kendati demikian ia mengakui bahwa semua negara di Asia Tenggara juga terkena dampak pelemahan nilai mata uang, namun Indonesia dampaknya paling parah.
Imran menyarankan pemerintah untuk segera mengambil tindakan guna meningkatkan nilai rupiah, Imran menegaskan akan kembali melakukan aksi serupa apabila rupiah terus melemah atau makin parah.
“Memang harus ada aksi lagi. pak Jokowi harus terus diingatkan, jangan sampai santai-santai,” tegasnya