Idul Adha

Bangun Kesiangan Mau Salat Idul Adha, Kamu Bisa Lakukan Sendiri di Rumah Berdasarkan Hadits Ini

Pada perayaan Hari Raya Idul Adha lumrahnya umat Muslim mengawalinya dengan salat Idul Adha pada pagi.

Editor: Madrosid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / NICKO ARDINATA
Ust. Salafuddin Abu Sayyid menyampaikan khutbah usai melaksanakan shalat ied di halaman Masjid Raya Mujahidin, Jumat (1/9/2017) 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah atau 2018 di Indonesia jatuh pada Rabu (22/8/2018).

Pada perayaan Hari Raya Idul Adha lumrahnya umat Muslim mengawalinya dengan salat Idul Adha pada pagi.

Hukum salat Idul Adha sunah muakkadah atau sangat dianjurkan.

Tentunya beberapa dari kamu pernah mengalaminya.

Tak perlu risau, kamu masih bisa salat Idul Adha sendiri di rumah maupun di masjid.

Melansir dari laman nu.or.id, berikut penjelasannya.

Salat Idul Adha merupakan salat yang sangat dianjurkan untuk umat muslim di seluruh dunia.

Salat Idul Adha dikerjakan secara berjemaah dengan sejumlah takbir serta bacaan surat Alquran.

ويكبر في الأولى سبع تكبيرات غير تكبيرات الإحرام، وفي الثانية خمسا سوى تكبيرات القيام من السجود؟ روي أنه عليه الصلاة والسلام كان يكبر في الفطر والأضحى في الأولى سبعا قبل القراءة، وفي الثانية خمسا قبل القراءة رواه الترمذي

“Seseorang bertakbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama selain takbiratul ihram, dan lima kali pada rakaat kedua selain takbir berdiri dari sujud. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bertakbir sebanyak tujuh kali sebelum membaca surat pada salat Idul Fitri dan Idul Adha, dan lima takbir pada rakaat kedua sebelum membaca surat," (HR At-Tirmidzi)

Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang lebih dekat kepada mazhab Hambali menganjurkan orang yang terlambat melaksanakan salat Idul Adha berjamaah, untuk salat Idul Adha sendiri sebanyak empat rekaat.

فإن فاته جميع صلاة العيد استحب له قضاؤها وهو مخير في ذلك بين أن يصلي أربعا كصلاة الضحى بغير تكبير أو بتكبير كهيئتها، فيجمع أهله وأصحابه كل ذلك إليه، وله بذلك فضل كثير

“Bila luput seluruh rangkaian salat Id, seseorang dianjurkan mengqadha salat Id. Ia boleh memilih salat empat rakaat seperti salat Dhuha dengan beberapa takbir sunah (setelah takbiratul ihram) atau tanpa takbir sunah (setelah takbiratul ihram) seperti lazimnya salat Duha. Lalu ia mengumpulkan seluruh anggota keluarga dan sahabatnya. Dengan demikian ia akan mendapatkann keutamaan yang banyak,”

Namun, ada beberapa ulama yang memiliki perbedaan pendapat terkait cara mengqadha salat id.

Ibnu Rusyd dalam Bidayatul Mujtahid mendokumentasikan perbedaan pendapat di kalangan para ulama sebagai berikut:

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved