Gapki Kalbar Turut Monitor Hotspot

Gapki Kalbar sendiri memiliki sekitar 54 anggota pengusaha, meski sampai saat ini belum ada informasi perkebunan anggota Gapki

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Ilustrasi 

Laporan Wartawati Tribun Pontianak, Maskartini

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Polusi asap yang melanda Kota Pontianak, Kubu Raya dan sekitarnya masih menjadi masalah serius.

Hal ini ternyata memantik keprihatinan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalbar. Wakil Ketua I Gapki Kalbar, V T Moses Situmorang mengaku selain memberikan imbauan Gapki selalu memonitor hotspot.

Baca: Inilah Para Pemenang Lomba MTQ dan Melukis Komsos Kreatif Korem 121/Abw!

Baca: Inilah Beberapa Wilayah di Sintang yang Terkena Pemadaman Hari Ini!

"Selalu ada monitor dari kita, kita tanya kebun mana saja yang kebakaran, kita pantau hotspot dan kita sampaikan di forum Gapki. Jika ada dari anggota kami tentu kita siap beri peringatan tegas. Dan kita bantu memadamkan kalo ada anggota kita, ya kita sama-sama turun.  Sampai saat ini setau saya belum ada kebun yang dibawah Gapki, kalau perkebunan sawit yang lain saya tidak tau," ungkap Moses, Selasa (14/8/2018).

Baca: 469 Titik Panas Picu Polusi Asap di Kalbar, Dinas Pendidikan Waspada Akibat Fatal Ini

Gapki Kalbar sendiri memiliki sekitar 54 anggota pengusaha, meski sampai saat ini belum ada informasi perkebunan anggota Gapki yang terjadi kebakaran namun pihaknya selalu berkoordinasi. Selain anggota Gapki cabang daerah, Gapki juga memiliki forum dengan Gapki Pusat.

Bahwasanya masalah kebakaran hutan dan lahan diakui Moses menjadi prioritas. "Karena kalau terjadi kebakaran kita juga rugi, udah kita tanam masa kita bakar. Kita pasti menjaga, ngak mungkin kita mau membakar itu. Kalau nanti kita kasi data nya mengenai hotspot kebun kita yang clear," ungkapnya.

Moses mengatakan ada beberapa catatan, pertama, pengusaha harus menjaga lingkungan. Jika membangun perkebunan sawit, bangunlah sesuai standar yang berlaku, karena kalau lingkungan rusak artinya dari perusahaan akan mengeluarkan biaya.

"Kita harapkan menjadi contohlah menjaga beberapa aturan, karena semua aktivitas investasi dan perusahaan harus sesuai aturan yang berlaku. Namun jika ada yang terjadi kebakaran kita berupaya membantu dari sarana prasarana kita. Karena masing masing anggota Gapki ini ada mobil kebakaran, peralatannya, jadi bersama-sama menyelesaikan," ungkapnya.

Korwil Gapki Sambas-Bengkayang, Kurnia Sitepu mengaku dalam rangka menanggulangi masalah kebakaran lahan, Gapki turun bersama aparat dan instansi setempat.

Di Sambas sendiri diakuinya ada sekitar 20-an perusahaan namun hanya 4 perusahaan yang tergabung di Gapki Kalbar.

"Kita mau serius menanggulangi, bukan dititik koordinat kita pun kita turun. Makanya sampai sekarang aman," ungkapnya.

Hal tersebut diakui Kurnia sebagai bentuk kepedulian terhadap bahaya kebakaran lahan.

"Seputaran kebun kita dan bukan, kita bekerjasama dengan Karhutla daerah. Setiap ada hotspot mereka contec kita, sama-sama turun. Jika di Sambas seperti itu, kita turun bersama Polres, Kodim, Pemda. Setiap hari terpantau, dan hingga saat ini belum ada anggota kita," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved