Suriansyah: Pelabuhan Internasional Harus Ditopang Industri dan Kawasan Ekonomi Khusus
H Suriansyah menegaskan pelabuhan bertaraf internasional ekspor atau pelabuhan samudra harus ditopang oleh industri
Penulis: Jimmi Abraham | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Wakil Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Barat, H Suriansyah menegaskan pelabuhan bertaraf internasional ekspor atau pelabuhan samudra harus ditopang oleh industri yang bisa memproduksi berbagai jenis barang berbahan baku sawit, karet, hasil tambang, hasil pertanian dan komoditi lain asal Kalbar.
“Jika dilihat dari berbagai segi, adalah hal yang wajar jika Kalbar ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) seperti yang sedang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten Mempawah,” ungkapnya, Minggu (12/8/2018).
Baca: Kondisi Asap Pekat Selimuti Sepakat II Akibat Kebakaran Lahan
Seperti diketahui selain membangun pelabuhan kijing, Pemkab Mempawah juga melengkapinya dengan pembangunan KEK. Terlebih, Kalbar berpotensi jadi pengekspor minyak kelapa sawit (CPO), karet mentah, bauksit dan lainnya.
“Kawasan Ekonomi Khusus akan merangsang dunia usaha ciptakan berbagai produk-produk turunan sehingga sangat mendukung keberadaan pelabuhan internasional tersebut,” terangnya.
Kalbar punya letak strategis berdasarkan geografis. Di sisi darat, Kalbar berbatasan dengan Kalimantan Utara, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah sehingga bisa menjadikan Kalbar sebagai pusat industri dari berbagai wilayah di Pulau Kalimantan.
"Kita berbatasan dengan negara bagian Serawak dan Brunei darusalam. Semua ini akan menjadi sangat baik dan mampu menjadi penopang bagi keberadaan pelabuhan laut internasional kita,” imbuhnya.
KEK yang dibagun harus didukung berbagai kemudahan seperti keringanan pajak, keringanan retribusi serta kemudahan infrastruktur.
“Ini agar mampu merangsang perusahaan untuk bisa menghasilkan produk produk baru,” tandasnya.