Pileg 2019
Label Pendatang Baru di Pileg 2019, Begini Pandangan Ireng Maulana
Ireng Maulana menilai label pendatang baru merepresentasikan kehadiran barisan calon legislatif yang baru ikut serta pada pileg 2019
Penulis: Chris Hamonangan Pery Pardede | Editor: Madrosid
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Satu diantara mantan aktivis di Kalbar sekaligus dosen dan Pengamat Politik di FISIP Untan, Ireng Maulana menilai label pendatang baru merepresentasikan kehadiran barisan calon legislatif yang baru ikut serta pada pileg 2019.
Menurutnya, Identitas pendatang baru mengisyaratkan akan bercampurnya mereka bersama - sama pemain lama (anggota legislatif petahana) dan politisi yanh sudah pernah terlibat pemilihan namun belum sempat menduduki kursi parlemen.
Situasi kontranya adalah, kata dia, tidak mudah mengalahkan petahana yang sudah menguasai medan tarung sejak pemilihan 5 tahun yang lalu, dan politisi rajin nyaleg dengan tekad akan menang tahun 2019.
Baca: Kapolres Bantah Ilegal Logging Marak di Kayong Utara
"Modal terbesar pendatang baru untuk berlaga di pemilihan secara khusus pasti beragam dan unik, dan ini adalah pembeda diri mereka dengan petahana dan posisi rajin nyaleg," kata dia, Jumat (27/07/2018).
Sebut saja mereka (pendatang baru), lanjut ya, barangkali menggarap ceruk pemilih yang sama sekali tidak beririsan pada kelompok petahana dan politisi rajin nyaleg.
Sedangkan dua kelompok tersebut akan menggarap komunitas pemilih status quo mereka dan akan lebih berhati-hati untuk mengembangkan daerah garapan pemilih baru.
Ia menilai, pendatang baru belum memiliki zona nyaman untuk pemilih pendukung.
Selain itu, pendatang baru punya pengaruh daya tarik bagi pemilih yang belum memutuskan untuk memilih.
"Psikologis pemilih yang penasaran dengan brand new merupakan celah pendekatan yg potensial bagi pendatang baru. Selanjutnya, jika di bandingkan dengan petahana dan politisi rajin nyaleg, pendatang baru tidak terkekang dengan pakem-pakem aksi politik yang monoton sehingga pendekatan yang di lakukan kepada pemilih akan lebih situasional variatif," terangnya.
Baca: Masuk Bakal Cawapres Jokowi, Berikut Profil Mahfud MD
Terlebih, kata Ireng, dengan perkembangan teknologi informasi yg bisa menjadi salah satu sarana efektif dalam membantu kampanye mereka.
Barangkali faktor lain yanh juga spesifik menguntungkan pendatang baru adalah mereka tidak di anggap ancaman bagi petahana, sehingga akan lebih aman dari intrik dan taktik yang dapat merugikan pendatang baru.
Pada situasi normal yang benar-benar berhadapan saling lempar rintangan adalah petahana dan politisi rajin nyaleg. Sehingga hasil idealnya, dua gajah yg saling beradu, sang kancil dapat menjadi pemenang.
Diantara modal tersebut yang dapat memperkuat langkah pendatang baru berlaga di pileg 2019, mereka sudah barang tentu memahami bahwa politik elektoral bersifat anarkis, artinya semua orang meskipun berada di dalam satu partai politik bernafsu untuk unggul daripada yang lain.
Bahkan partai politik sekalipun tidak akan mampu mengendalikan dinamika yang akan terjadi karena bagi parpol hasil yang mereka tunggu, yakni caleg mereka dapat duduk di parlemen.
Sehingga pendatang baru dengan semua alasan ideologis atau pribadi untuk ikut bertarung harus bersiap melalui laga yang keras.
"Pileg 2019 adalah colleseum bagi semua gladiator politik elektoral," tutupnya.