Blak-blakan, Agus Sebut Kebakaran Rumah Poniran di Gang Langgar Haji Ali Disebabkan Setrika
Rumah bapak saya ini ada lima orang tinggal, orangtua saya dan adik saya serta kedua ponakan saya
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kebakaran hebat terjadi dengan melalap seluruh isi rumah warga di Gang Langgar Haji Ali, Jalan Pangeran Natakusuma Pontianak, Jumat (20/7/2018).
Tampak warga berdatangan karena penasaran untuk melihat dan ada juga sebagian sanak saudara dari korban yang dari berbagai tempat berkunjung untuk memberikan dukungan moril pada korban yang seisi rumahnya ludes terbakar dilalap sijago merah.
Anak kandung pemilik rumah, Poniran, Agus menuturkan jika kejadian memang begitu cepat dan sekitar 30 menitan semua isi rumah dan bangunan habis dilahap api.
Baca: Digeledah Jaksa, Ini Modus Operandi Penyimpangan Anggaran Perjalan Dinas DPRD Mempawah
Baca: Hidayat Nur Wahid: Bagi PKS, Cawapres Harga Mati
Agus ceritakan saat kejadian, rumah orangtuanya itu dalam keadan kosong dan tengah ditinggal keluar baik kedua orangtuanya maupun adiknya yang tengah menjemput anak-anak disekolah.
Ia ceritakan ihwal terjadinua kebakaran yang menghabiskan seluruh harta benda seisi rumah orangtuanya itu berasal dari setrika yang lupa dimatikan setelah melakukan penyetrikaan.
"Api berasal dari setriakaan yang lupa dimatikan sehingga menyebabkan kebakaran. Saat kejadian tidak ada orang di rumah, rumah dalam keadaan kosong," ucap Agus menjelaskan awal mula musibah yang menimpa keluarganya tersebut, Jumat (20/7/2018).
Saat kebakaran melanda, ia sebut tak ada yang fokus menyelematkan barang dan harta benda karena api terlalu cepat membesar dan menghanguskan seisi rumah.
Baca: VIDEO DRONE- Kebakaran Rumah di Jalan Langgar Haji Ali Pontianak
"Rumah bapak saya ini ada lima orang tinggal, orangtua saya dan adik saya serta kedua ponakan saya," jelasnya.
Sementara saat ini, korban ditampung dirumah keluarganya yang kebetulan rumah Agus berada tak jauh dari lokasi musibah.
"Rumah ini atas nama bapak saya, Poniran, ibu saya Rohani, adik saya Dewi dan dua anaknya Alif dan Ega," ceritanya.
Sementara suasana lainnya, tampak sanak saudara korban sibuk memeriksa puing-puing kebakaran untuk melihat yang bisa diselamatkan dan tampak ada sebagian dokumen yang tak terbakar.
Saru bundel dokumen tersebut berupa surat-surat seperti ijazah dan sebagainya yang tak habis dimakan api.