FPRK Sebut Punya Bukti Patung Berlambang Mirip Palu Arit di Lokasi PT BSM
Sedangkan aritnya disamarkan berupa ikat pinggang seperti arit. Namun ketika pihaknya datang aksi ini ternyata patung tersebut sudah tak ada.
Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG – Ratusan orang dari Front Perjuangan Rakyat Ketapang (FPRK) dan masyarakat dari beberapa desa demo ke kawasan pabrik PT Ketapang Ecology atau bisa disebut PT BSM di Desa Sungai Awan Kanan Kecamatan Muara Pawan, Kamis (19/7/2018).
Terkait tuntutan mereka agar pihak perusahaan membuang nama-nama jalan, symbol-simbol yang identik dengan negara Tiongkok dan menggunakan tulisan aksara negara Tiongkok.
Baca: Buntut Tuntutan Ratusan Pendemo FPRK, PT Ketapang Ecology Minta Maaf
Baca: FPRK Demo ke Pabrik PT Ketapang Ecology
Serta patung besar yang disinyalir sebagai satu tokoh Komunis di Tiongkok.
Ketua FPRK, Isa Anshari mengungkapkan pihaknya memiliki bukti foto dan video di lokasi PT BSM itu banyak nama jalan dan bertuliskan aksara Tiongkok.
Termasuk juga bukti pada patung diduga tokoh negara tersebut yang diminta pihaknya diroboh dan sekarang sudah tak ada lagi.
Isa menegaskan khusus pada patung itu bagian sangat mirip lambang palu arit.
“Berdasarkan dalam foto yang kita lihat memang simbolnya seperti ada palu dan arit,” kata Isa kepada wartawan di Ketapang, Kamis (19/7/2018).
Ia menjelaskan itu bisa dilihat pada apa yang dipegang patung itu yakni seperti palu.
Sedangkan aritnya disamarkan berupa ikat pinggang seperti arit. Namun ketika pihaknya datang aksi ini ternyata patung tersebut sudah tak ada.
Posisinya palu dan ikat pinggang tersebut jika dilihat seksama maka seperti lambang palu arit atau lambang komunis.
“Kita datang sebenarnya mau merobohkan patung setinggi sekitar enam meter tersebut,” ungkapnya.
“Namun ternyata patung itu sudah tidak ada lagi. Kita menuntut jangan ada lagi nama-nama identik dan patung seperti itu lagi. Apalagi ada seperti symbol palu arit begitu. Kita tegaskan NKRI harga mati,” ujarnya.