Kades Sungai Awan Kiri Keluhkan Orangutan IAR Sering Lepas ke Pemukiman Warga

"Sudah beberapa kali orangutan IAR di Sungai Awan lepas dan masuk ke perkebunan bahkan kepemukiman warga saya," kata Rosli

Penulis: Subandi | Editor: Dhita Mutiasari
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ISTIMEWA
Ketua LSM Peduli Kayong, Suryadi saat melaporkan terkait orangutan IAR yang sering masuk ke pemukiman warga ke Dirkrimsus Polda Kalbar beberapa waktu lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Subandi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KETAPANG - Kepala Desa Sungai Awan Kiri Kecamatan Muara Pawan, Rosli mengeluhkan orangutan di Internasional Animal Recue (IAR). Lantaran orangutan IAR yang berada di wilayahnya sudah sering lepas dan masuk ke pemukiman warganya.

"Sudah beberapa kali orangutan IAR di Sungai Awan lepas dan masuk ke perkebunan bahkan kepemukiman warga saya," kata Rosli kepada awak media di Ketapang, Rabu (11/7/2018).

Baca: PLN Area Ketapang Bantah Keluhan Warga Listrik Padam Tiga Kali Sehari

Baca: Terulangnya Tahanan Kabur di Ketapang, Ketua DPRD Minta Kemenkumham Segera Cari Solusi

Menurutnya orangutan IAR itu merusak tanaman bahkan pernah merusak perabotan rumah warga. Sehingga banyak warga yang merasa resah dan takut jika diserang oleh orangutan itu. "Selama 2018 ini saja sudah beberapa kali orangutan IAR itu lepas," ungkapnya.

Menurutnya sudah banyak warga melapor jika orangutan itu sering lepas kepada pihaknya. Pihaknya tak mengerti kenapa orangutan IAR tersebut sering lepas ke pemukiman warga. Pihaknya juga sudah pernah mengadakan rapat bersama warganya menyikapi persoalan itu.

Sehingga dalam berita acara rapat sempat dibuatkan selain pihak IAR harus menganti rugi kerugian warga. Pihak IAR juga diminta tak beroperasional lagi jika memang menyebabkan hal-hal tak diinginkan terjadi. Khususnya akibat orangutan IAR itu sering lepas hingga menganggu kenyamanan dan keamanan warga.

"Apalagi masyarakat tak bisa berbuat banyak jika orangutan itu masuk ke pemukiman. Lantaran mereka takut kena saksi hukum jika sampai terjadi hal tak diinginkan pada orangutan itu. Jadi persoalan orangutan lepas itu menjadi dilema bagi masyarakat," ucapnya.

Sebab itu ia berharap IAR tidak lagi beraktivitas di Sungai Awan jika memang tak mampu menjaga orangutannya. Ia juga tentu akan lebih mengutamakan keselamatan warganya dibanding IAR. Terlebih keberadaan IAR itu sering memicu hal-hal tak nyaman seperti orangutannya sering lepas.

"Tapi harapan kita lebih baik IAR pindah saja jangan beroperasi di Sungai Awan lagi. Apalagi selama ini kita tak pernah tahu apa yang dibangun dan yang dilakukan IAR itu. Sebab IAR tak pernah menyampaikannya kepada kita meski hanya setahun sekali," ujarnya.

Ketua LSM Peduli Kayong, Suryadi mengaku juga sudah beberapa kali mendapatkan laporan warga. Khususnya dari warga Sungai Sungai Awan mengenai orangutan di IAR sering lepas dan masuk ke pemukiman. Kemudian dirinya sudah membantu menyampaikan keluhan masyarakat itu dengan melaporkan kepada pihak terkait.

Di antaranya kepada Ombudsman RI Perwakilan Kalimantan Barat (Kalbar) dan ke Bidang Kasubdit IV Dirkrimsus Polda Kalbar. Ia menegaskan persoalan orangutan IAR masuk ke pemukiman warga merupakan hal serius. Sebab itu ia berharap pihak terkait terutama tempat mereka melaporkan agar menindaklanjutinya.

"Kita berharap ada sakai tegas terhadap IAR yang bertanggungjawan terkait orangutannya masuk ke pemukiman warga. Apalagi hingga saat ini selama ini aktivitas IAR cukup tertutup. Sehingga kita juga tak tahu apa yang dilakukannya dan bagaimana kegalitasnya," tegasnya.

Warga Desa Sungai Awnan Kiri, Siah (54) membenarkan jika sudah beberapa kali orangutan IAR lepas. Kemudian masuk ke kebun lalu merusak tanaman warga dan masuk ke pemukiman hingga merusak barang-barang warga. Ia mencontohkan seperti di sekitar Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Haudl Ketapang.

Menurutnya di wilayah itu sudah beberapa kasi ada orangutan IAR lepas dan merusak tanaman warga. "Memang sudah beberapa kali orangutan IAR lepas dan merusak tanaman warga. Tapi tanaman dan barang-barang warga yang dirusak orangutan itu diganti semua oleh IAR," ungkapnya.

Ia mengaku lepasnya orangutan IAR itu cukup menganggu dan meresahkan meski ada ganti rugi oleh IAR. Sebab ia khawatir jika orangutan tersebut nantinya juga menyerang warga. "Kalau kita lawan hingga orangutan itu kenapa-kenapa takut juga," ujarnya.

"Karena katanya tak boleh berbuat apalagi hingga orangutan itu kenapa-kenapa, misalnya sampai luka. Maka kita bisa dihukum polisi karena melukai orangutan itu," lanjutnya. 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved