Perang Bedil Merupakan Ungkapan Merayakan "Kemenangan"
“Kami dari Pemdes Tanjung berupaya membantu dalam hal memberdayakan kelompok tersebut agar tetap eksis,” sambungnya.
Penulis: Rivaldi Ade Musliadi | Editor: Dhita Mutiasari
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SEKADAU -Kepala Desa Tanjung, Syamsudin mengatakan, makna dari perang bedil tersebut adalah rasa kemenangan setelah menjalankan puasa sebulan lamanya. Ia mengatakan, meriam karbit dan bedil dilakukan setiap tahunnya.
“Sudah ada kelompok meriam karbit dan bedil dari dulu. Membudaya hingga saat ini,” ungkapnya, Selasa (19/6).
Baca: Di Sekadau, Permainan Rakyat Hiasi Perayaan Idul Fitri
Baca: Permainan Rakyat Pererat Silaturahmi
“Kami dari Pemdes Tanjung berupaya membantu dalam hal memberdayakan kelompok tersebut agar tetap eksis,” sambungnya.
Pihaknya berkomitmen terus meningkatkan pemberdayaan kelompok tersebut. Dikatakannya, tak hanya budaya itu saja, melaikan juga tari melayu, hadrah, syair, berpantun dan seni lainnya.
“Nah, ini akan terus diberdayakan agar Desa Tanjung bisa menjadi brand Sekadau khususnya meningkatkan budaya melayu,” pungkasnya.