Densus 88 Geledah Kampus Universitas Riau, Fahri Hamzah Singgung Diameter Ukuran Otak Presiden
Selain itu, Densus juga meringkus terduga teroris berinisial MNZ (33) di dalam area Universitas Riau, dekat Gedung Fisipol, Kampar Riau
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Detasemen Khusus 88 Antiteror melakukan pengeledahan di gelanggang mahasiswa Universitas Riau, Sabtu (2/5/2018).
Hasilnya, diamankan sejumlah bom, senapan, hingga granat tangan rakitan.
Selain itu, Densus juga meringkus terduga teroris berinisial MNZ (33) di dalam area Universitas Riau, dekat Gedung Fisipol, Kampar Riau.
MNZ yang langsung ditetapkan sebagai tersangka itu merupakan alumni universitas tersebut.
Penggeledahan di kampus Universitas Riau ini mendapat sorotan banyak pihak.
Satu di antaranya dari Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah.
Fahri menuliskan kritikan tajam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal isu teroris masuk kampus.
Dilansir TribunWow.com, melalui akun Twitter pribadinya @Fahrihamzah yang ia tuliskan pada, Sabtu (2/6/2018).
Fahri Hamzah menilai bahwa tindakan densus 88 yang membawa sejata laras panjang untuk mengeledah kampus merupakan tindakan tidak etis.
Baca: Dada Ditembus Peluru, Relawan Medis Cantik Ini Tewas Tertembak
Baca: Dewi Perssik-Angga Wijaya Baikan: Roy Kiyoshi Minta Dewi Perssik Segera Hamil, Lho?
Baca: Demi Roy Kiyoshi, Remaja Putri Ini Rela Keperawanannya Direnggut
Baca: Rossi Comeback di Mugello, Munculkan Harapan Baru Yamaha
Menurut Fahri, seharusnya kampus harus dibiarkan terus tumbuh secara intelektualitasnya.
Setelah itu, fahri Hamzah menceritakan masa lalunya saat masih menjadi mahasiswa di orde baru.
Fahri menambahkan bahwa saat ini, Indonesia dipimpin oleh orang yang kurang akal sehat.
Berikut cuitan Fahri Hamzah selengkapnya:
Pak @jokowi,
INI JANGAN DIBIARKAN,
KALAU SENJATA LARAS PANJANG SUDAH MASUK KAMPUS,
KITA TELAH KEMBALI KE ZAMAN BATU! Mungkin bapak tidak pernah menjadi aktifis. Maka bapak biarkan kejadian ini. Ini perang dengan mahasiswa!!
Ini sebenarnya soal Diameter ukuran otak pemerintahan dan presidennya. Tidak lebih. Presiden @jokowi tidak punya kemampuan memahami kompleksitas Indonesia. Itu masalahnya. Dan otak mini sekarang jadi wabah. Menjalar ke mana-mana. #SaveKampus #SaveUNRI.