Takjil Juadah Mujahidin Aman Konsumsi, BBPOM Uji 19 Sampel

"Setelah langsung dilakukan uji lab, tak satupun makanan mengandung bahan berbahaya,"

Penulis: Syahroni | Editor: Didit Widodo
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ DESTRIADI YUNAS JUMASANI
Pjs Walikota Mahmudah bersama Kepala BBPOM Pontianak saat menggelar pengawasan penjualan penganan berbuka puasa di pasar juadah Masjid Raya Mujahidin, Jalan Ahmad Yani, Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (22/5/2018) siang. Dari pemeriksaan BBPOM Pontianak tidak ditemukan adanya penganan yang mengandung bahan-bahan berbahaya. TRIBUN PONTIANAK/DESTRIADI YUNAS JUMASANI 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, TRIBUN - Hasil pengujian terhadap sejumlah sampel makanan dan minuman berbuka puasa alias takjil oleh tim gabungan, menyimpulkan bahwa takjil di Pasar Juadah Masjid Raya Mujahidin tidak mengandung bahan berbahaya dan aman dikonsumsi masyarakat.

Namun demikian, tim tetap mengimbau agar masyarakat perlu waspada dalam berbelanja takjil dengan memilih lokasi-lokasi yang bersih, dan para pembuat takjil diharapkan tidak menggunakan bahan berbahaya seperti bahan penawet dalam membuat takjil atau jajanan berbuka puasa.

"Kami telah memeriksa dan menguji 19 sampel makanan dan minuman berbuka puasa pasar juadah ini. Setelah langsung dilakukan uji lab, tak satupun makanan mengandung bahan berbahaya," kata Kepala BBPOM Kalbar, Susan Gracia Arpan

usai inspeksi mendadak (sidak) di Pasar Juadah Mujahidin, Selasa (22/05/208).

Baca: Tim Gabungan Sidak 9 Swalayan, Ditemukan Susu Bubuk Kedaluwarsa

Baca: Sidak Ke Polsek Pontianak Timur, Ini Yang Dilakukan Waka Polda Kalbar

Ia menyebutkan pengawasan ke Pasar Juadah Masjid Raya Mujahidin ini juga melibatkan Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Dinas Pangan dan Dinas Perdagangan, dan dipimpin langsung Pjs Wali Kota Pontianak (Mahmudah).

"Kami turun bersama-sama mengecek makanan yang dijual di pasar juadah ini," ucap Susan.

Pihaknya juga menggandeng dari YLKI untuk turut serta dalam pengawasan terhadap panganan pasar juadah.

"Ada 19 sampel yang diuji dan yang kita duga mengandung bahan berbahaya, setelah diteliti ternyata semuanya negatif," jelas Susan.

Beberapa baha berbahaya yang sering disalah gunakan menurutnya adalah formalin, boraks, pewarna rhodamin B dan pewarna metanil yellow tidak terbukti digunakan pedagang takjil tersebut. "Pengecekan dilakukan rutin untuk mengawasi, baik di swalayan maupun pasar juadah yang ada," tambahnya.

Selain itu, disebutnya para penjual ini adalah industri rumah tangga, maka pihaknya selalu koordinasi dengan pemerintah setempat untuk memberikan pembinaan.

Menurutnya selama ini pelanggaran yang dilakukan biasanya hanya ketidaktahuannya, namun di Kota Pontianak sejauh ini aman-aman saja.

"Pada pekan lalu, dari 14 kabupaten kota yang kita periksa ada temuan yaitu produk kerupuk di Melawi menggunakan boraks," pungkasnya.

Tim inspeksi mendadak (Sidak) melibatkan BBPOM Kalbar, Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak. Hadir langsung Kepala BBPOM Kalbar, Susana Gracia Arpan, Kadis Kesehatan Kota Pontianak, Sidiq Handanu, Kepala Diskumdag Pontianak, Haryadi S Triwibowo, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Peternakan dan Perikanan Kota Pontianak, Bintoro yang ikut memeriksa takjil pedagang.

Pemeriksaan terhadap jajanan berbuka puasa ini akan rutin dilakukan untuk menjamin kesehatan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

Dalam pemeriksaan kali ini BBPOM langsung membawa mobil laboratorium keliling sehingga bisa langsung diketahui hasil pengujian takjil.

"Hindari takjil yang berwarna terang sebagai ciri-ciri pewarna tekstil pada umumnya. Cek fisik dan aroma pada pangan yang dijual, misalnya tidak berlendir dan berbau busuk," kata Susan Gracia berpesan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved