Herman Hofi Nilai Harus Ada Evaluasi Terkait Sepinya Lantai II Pasar Tengah
Sepinya Lantai II Pasar Tengah Kota Pontianak sejak diresmikan sekitar awal tahun lalu menurut Anggota DPRD Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar
Penulis: Syahroni | Editor: Tri Pandito Wibowo
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sepinya Lantai II Pasar Tengah Kota Pontianak sejak diresmikan sekitar awal tahun lalu menurut Anggota DPRD Kota Pontianak, Herman Hofi Munawar harus dilakukan evaluasi baik dari segi pemerintahannya maupun dari segi para pedagang yang memiliki kios di lantai II tersebut.
Padahal menurutnya seharusnya semua lantai yang ada di Pasar Tengah itu harus dioptimalkan. Artinya semua harus terisi dengan baik.
"Ketika para pedagang tidak mau dilantai II dan mereka nekad turun, saya katakan perlu adanya evaluasi. Tidak bisa juga sepenuhnya disalahkan pedagang itu, pemerintah kota harus mengevaluasi diri, kira-kira infrastruktur yang ada dipasar itu khususnya dilantai II apakah sudah memenuhi standar apa tidak, mulai dari air, listrik, toilet dan sebagainya," ucap Herman Hofi Munawar saat diwawancarai, Sabtu (19/5/2018).
Baca: Unik! Tempat Ini Jadi Satu Diantara Dataran di Dunia yang Tak Dihuni Ular
Kalaupun fasilitas telah tersedia semua dan dipenuhi, kemudian para pedagang tetap tidak mau karena alasan pembeli yang kurang. Mungkin dari sisi lain bisa dibantu misalnya menurut Politisi PPP ini setoran mereka dilantai II digratiskan terlebih dahulu, sehingga mereka tak ada beban membayar itu.
Ada beberapa aspek yang perlu disubsidi terlebih dahulu. Apakah berkaitan dengan listrik maupun retribusi sampai pedagang ini mapan.
Kemudian ia menilai tentu saja tak bisa dari pemerintah semua, dari para pedagang harus ada kekompakan dari semua yang ada di lantai II, mereka harus sama-sama membuka kios tidak boleh ada yang buka dan ada tidak sehingga citranya tidak baik.
Baca: Nasib 6 Artis Ini Sangat Menyedihkan, Dari Rias Mayat Hingga Jualan Martabak
"Yang membuat para pembeli enggan naik dilantai II juga karena para pedagang ini tidak kompak membuka kios. Ketika konsumen naik diatas, sedikit pilihan karena para pedagang tak buka. Konsumen ini berbelanja suka dengan yang banyak pilihan, maka semua kios dilantai II harus dibuka bersama-sama setiap harinya sehingga timbul Citra nantinya," tambahnya.
Ketika banyak pilihan maka mereka (pembeeli) akan datang. Melihat hal tersebut ia menilai perlu untuk dilakukan penertiban, dan para pedagang juga harus memaklumi kondisi itu dan harus kompak untuk membuka kios yang ada.
"Saya pikir harus ada kerjasama yang baik antar pedagang dengan pemerintah ini. Rutin membuka kios sehingga branding atau citra akan terbangun konsumen yakin kalau diatas ada yang berjualan dan barang yang mereka cari ada diatas. Tapi kalau ada yang buka dan ada yang tidak maka membuat konsumen malas naik," pungkasnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/dprd-kota_20180515_230934.jpg)