Dinilai Hanya Kalimat Bersayap, HMI Pontianak Prihatin Atas Penahanan Oknum Guru di Kayong Utara

Menurut Tio, dari kacamatanya Status dari FSA yang di unggah ke Facebook, esensinya yang dinilai berupa sebuah kalimat yang bersayap

Editor: Madrosid
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) PTKP HMI Cabang Pontianak Tio Rizki Kurniawan 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak M Wawan Gunawan

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID.PONTIANAK - Wakil Sekretaris Umum (Wasekum) Bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI Cabang Pontianak, Tio Rizki Kurniawan Prihatin dengan kasus penahanan salah satu oknum kepala sekolah di salah satu SMP Negeri Kayong Utara oleh Kepolisian Resort Kayong Utara, Selasa (15/05/2018).

Sebagaimana diketahui pada 13 Mei lalu, Kepolisian Resort Kayong Utara menahan salah satu guru SMP Negeri yang berinisial FSA.

Menurut keterangan yang dihimpun oleh Tribun Pontianak dari kepolisian setempat, Ibu FSA diduga telah menyebarkan ujaran kebencian melalui sosial medianya.

Baca: 8 Fakta Keren Pengasuh Bayi Kerajaan Inggris, Dari Kuasai Bela Diri Sampai Anti Teror

Menurut Tio, dari kacamatanya Status dari FSA yang di unggah ke Facebook, esensinya yang dinilai berupa sebuah kalimat yang bersayap yang mungkin mengandung maksud lain seperti "kejadian ini adalah kejadian yang sengaja adanya dibuat buat untuk membalikan isu dan sebagainya, atau tentang pemilihan presiden 2019," Dari esensi itu status kepsek ini terkesan seakan akan membela teroris dan lainnya.

Tio menambahkan, jika esensinya adalah sama seperti kalimat yang dirinya perkirakan, maka tidak ada yang salah dengan status itu di beberapa poin.

Namun juga tidak bisa dibenarkan karena provokatif.

"Memang betul kok apa yang disampaikan ibu itu, seperti ganti presiden. Kan memang betul 2019 pemilu presiden, tinggal melihat siapa yang diganti ataupun tetap, kan begitu. Tapi kalau kalau dana anti teror yang cair dan die bilang program tambah dana anti teror dan ngorbankan rakyat sendiri tu salah besak die ngutarakan kayak gitu, sangat provokatif," ujarnya.

Lanjut Tio, hanya saja mungkin redaksinya lebih di perhalus seperti 2019 pemilihan presiden mungkin seperti itu ujar Tio, setengah bercanda.

Selain itu, Tio juga meminta agar masyarakat bijak dalam bersosial media. Karena bisa saja menjadi bumerang buat diri sendiri, karena di media sosial siapa saja bisa mengakses dan membacanya dan juga tidak menutup kemungkinan ada yang tersinggung dengan sebuah kalimat yang ditulis di media sosial.

Dan menyebarkan kebencian dalam bentuk apapun memang tidak dibenarkan.

Baca: Masyarakat Kecil Ingin Lebih Diperhatikan, Warga Bengkayang Harapkan Sutarmidji Jadi Gubernur

Selain itu Wakil sekeretaris umum Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan Kepemudaan HMI cabang pontianak ini juga mengingatkan dan meminta umat Islam agar jangan mudah di tipu dengan faham jihad. Apalagi bom bunuh diri, yang dinilainya bertentangan dengan norma dan ajaran agama Islam.

"jangan tertipu oleh paham jihad melalui bom bunuh diri. Bom bunuh diri sangat bertentangan dengan ajaran agama Islam karena merupakan bentuk putus asa dan pelakunya dikecam sebagai orang kafir. Bom bunuh diri adalah paham yang salah, agama Islam tidak pernah mengajarkan hal itu," tandasnya.

Untuk itu, Tio meminta umat Islam berhati-hati dalam memahami konteks jihad dan Jangan terpengaruh oleh paham salah yang mengatakan bom bunuh diri adalah jihad, apalagi pelakunya akan di ganjar masuk surga. Tio juga menjelaskan bom bunuh diri bukanlah jihad, tapi betul-betul bunuh diri. (One)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved